3.065 Peserta Jalani Ujian Masuk PTKIN di IAIN Syekh Nurjati Cirebon Secara online

Ujian Masuk (UM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon mulai dilaksanakan. Kegiatan yang akan diselenggarakan selama 4 hari, yaitu Senin-Kamis (3-6/8/2020) tersebut dilaksanakan secara online.

Kabag Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamalul Iman Billah SAg MA Mak menjelaskan, ada sebanyak 3.065 peserta yang mengikuti ujian tersebut. UM-PTKIN ini, kata dia, merupakan ujian masuk yang dibuka secara nasional dengan tujuan kampus yang berbeda-beda. Sehingga, walaupun mereka melakukan ujian di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, belum tentu kampus tujuan mereka di kampus ini.

“Bagi yang mendaftar jalur ini, mereka akan melalui proses seleksi. Mereka bisa memilih tujuan kampus PTKIN di seluruh Indonesia, baik fakultasnya maupun jurusannya. Jadi mereka bisa memilih. Nanti ada pilihan, mereka akan mengikuti tes dimana. Contohnya ketika mereka rumah di Cirebon, tapi dengan tujuan kampus Bandung, maka dia bisa mengikuti tes di Cirebon. Itu untuk mempermudah. Jadi mereka bebas akan mengikuti tes dimana saja,” jelasnya.

Biasanya, lanjut Kamal, jika situasi normal, maka mereka akan mengikuti proses ujian di kampus yang telah mereka pilih sesuai jadwal yang telah ditentukan. Namun, karena saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19, maka panitia pusat di UIN Sunan Gunung Jati Bandung menetapkan UM-PTKIN dilaksanakan secara online.

“Sama seperti offline, dalam pelaksanaan online ini juga para peserta diberikan jadwal, yaitu hari, tanggal, dan sesinya. Namun pelaksanaannya di rumah masing-masing dengan persyaratan yang sangat ketat. Jadi misalnya mereka duduk mengikuti ujian ini dengan menggunakan HP atau laptop dan di sekelilingnya dalam radius 3 meter tidak boleh ada orang lain,” katanya.

Karena, Kamal mengungkapkan, sebagai panitia lokal, dalam hal ini di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, pihaknya dapat mengetahui setiap gerak-gerik yang dilakukan mahasiswa. Untuk itu, jika ada orang asing datang ke tempat peserta ini, maka yang bersangkutan akan mendapat teguran. Bahkan, jika sampai 3 kali yang bersangkutan tetap melakukan hal tersebut, maka peserta tersebut akan di blok oleh pantia.

“Jadi pengawasan yang dilakukan online ini sama seperti online. Hanya saja dalam pelaksanaan online ini pengawasannya melalui kamera,” terangnya.

Kamal memaparkan, ujian ini terbagi menjadi dua jurusan, yaitu IPA dengan 243 peserta dan IPS 2.822 peserta. Bahkan, jika ujian ini dilakukan secara offline, biasanya akan dilakukan ujian tes baca tulis Alquran. Namun, karena ini ujiannya online, mungkin pelaksanaan tes Alquran ini tertunda.

“Nanti kita tunggu kebijakan dari pimpinan, karena kami berharap semua mahasiswa yang masuk IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini adalah mahasiswa yang sudah bisa baca tulis Quran, kalau pun belum bisa di IAIN ini ada PPTQ. PPTQ ini adalah untuk pendalaman materi Alqurannya, baik baca tulisnya, tazwidnya, dan sebagainya” ucap dia.

tandar kelulusan UM-PTKIN ini, Kamal memaparkan, yang menetapkan adalah panitia pusat ujian tersebut, yaitu UIN Sunan Gunung Jati Bandung. Hanya saja, untuk penetapan kelulusan diserahkan ke kampus masing-masing.

“Dari nilai yang masuk, dari Bandung nanti menyerahkan ke kita. Kemudian kita merapatkan standarnya. Setelah sudah ditetapkan maka akan kita kirim lagi ke Bandung sebagai standar untuk peserta UM-PTKIN mana saja yang lulus di IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini,” tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Saefudin Zuhri MAg menjelaskan, pelaksanaan UM-PTKIN secara online ini dikarenakan saat ini masih dalam situasi pandemi. Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan secara offline.

“Maka kebijakan panitia pusat untuk UM-PTKIN ini dilakukan secara online agar protokol kesehatan dapat lebih terjamin untuk menghindari penyebaran Covid-19,” katanya.

Saefudin mengungkapkan, untuk pelaksanaan UM-PTKIN yang akan dilaksanakan pada 3 sampai 6 Agustus 2020 ini dengan menggunakan Sistem Seleksi Elektronik (SSE). “Pelaksanaannya memang dilakukan secara beberapa sesi dengan waktu yang berbeda-beda dan terbatas, karena untuk menghindari gangguan,” jelasnya.