Inovasi dan Penyelarasan Kurikulum Berbasis KKNI dan SN-Dikti (Workshop)

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (F-SEI) Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar Workshop tentang Inovasi dan Penyelarasan Kurikulum Berbasis KKNI dan SN-Dikti sebagai upaya meningkatkan kualitas lulusan, Selasa (29-30/10), di Lantai 3, Hotel Tryas, Kota Cirebon. Kegiatan tersebut diikuti oleh pejabat struktural di F-SEI dan Gugus Mutu IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Tamu undangan yang hadir  Dr.H. Saefudin Zuhri, M.Ag (Warek I), Dr. H. Aan Jaelani, M.Pd (Dekan F-SEI) beserta jajaranya, perwakilan gugus mutu, dan tamu undangan. Narasumber yang mengisi kegiatan ini ialah perwakilan Bank Indonesia, Kantor Pajak Pratama Cirebon, Bank BRI Syariah, Pengadilan Agama, Anggota DPRD, dan FSEI IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang terdiri dari Jurusan Ekonomi Islam, dan Jurusan Akuntansi Syariah.  Selasa (29/10)

Diana Djuwita MM, Sekretaris Jurusan di Prodi Akuntansi Syariah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, sekaligus Ketua Pelaksana Kegiatan mengatakan, melalui kegiatan workshop ini pihak fakultas tengah melakukan peninjauan kurikulum atau review kurikulum untuk memperbarui kurikulum yang sudah berjalan. Menghadapi revolusi industri 4.0 yang penuh perubahan dan kecepatan, memaksa semua harus bisa menyelaraskan dan memenuhi tantangan dunia digital ini dengan berbagai perubahan dan penyesuaian.

“Ya, kurikulum kita ini sudah berjalan 2 tahun, yakni sejak 2017, maka kami merasa di 2019 ini perlu melakukan kunjungan kurikulum atau review kurikulum dengan mendatangkan stakeholder atau pengguna lulusan dari bidang keilmuan ekonomi islam, diantaranya ada dari perwakilan Bank Indonesia (BI) kemudian dari kantor Pajak Prratama Cirebon, BRI Syariah, Advokat juga dari lainnya,” terang Diana.

Dijekaskan, Fakultas syariah dan ekonomi islam ini ada dua keilmuan yang di dalamnya ada keilmuan syariah atau hukum dan ekonomi islam. Dan kegiatan workshop ini akan dilaksanakan selama 2 hari.

“Dari para pemateri ini, nanti diharapkan memberikan masukan-masukan profil  lulusan seperti apa, yang nantinya diharapkan oleh pengguna lulusan itu sendiri. Dan dari kegiatan ini, kami bisa memperbarui kurikulum kemudian menyesuaikan profil lulusannya, dengan  merancang capaian pembelajaran atau learning outcome,” jelasnya.

Karena dari kualifikasi kerangka Nasional Indonesia itu, kata Diana, harapannya nanti terbentuk CPL atau capaian pembelajaran yang sesuai dengan harapan para stakeholder. Sehingga perlu untuk mereview kurikulum Prodi Prodi yang ada di fakultas syariah dan ekonomi Islam dan  ke depannya akan membuat text center.

Sementara itu, Yuliawan Andri Putra, Pimpinan Cabang BRI Syariah Cirebon megatakan, dengan mengutip pernyataan Presiden RI, bahwa kita harus menyadari, bahwa sekarang kita hidup dalam satu lingkungan global yang dinamis, penuh perubahan, penuh kecepatan, penuh kompleksitas dan penuh kejutan, yang jauh dari kalkulasi kita, sering jauh dari hitungan kita. Inilah tantangan memasuki revolusi 4.0.

Fase periode revolusi industri ini, kata Yuliawan, membutuhkan masa yang semakin singkat dari waktu ke waktu dan inilah tahapan revolusi industri, mulai ditemukannya mesin uap, tenaga listrik dan kemudian menjadi sebuah komputer dan perubahan perubahan ini semakin cepat, maka pada tahun 2016 dicanangkan memasuki perubahan industri 4.0.

“Abad digital ini ditandai dengan era  digitalisasi. Di mana kegiatan ekonomi saat ini semuanya sudah terintegrasi. Inilah dunia digital dan revolusi industri keempat. Dari akibat arus ini, beberapa jenis model bisnis dan pekerjaan di Indonesia sudah terkena dampak. Namun satu sisi ada manfaatnya, yakni bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan dampak negatifnya, usaha yang besar namun apabila selalu tertinggal, akhirnya gulung tikar,” paparnya.