Luar Biasa, Medali IAIN Syekh Nurjati Cirebon Bertambah Lagi Lewat Cabang Film Pendek di Ajang Pionir IX 2019

Foto bersama Dr. Ilman Nafi’a, M.Pd (Warek III) didampingi Dr. Anwar Sanusi, M.Ag. (Wadek III FUAD), Mohamad Arifin, M.Pd.I (Kasubbag Humas dan Publikasi) dengan Kontingen IAIN Syekh Nurjati Cirebon dari cabang Film Pendek pada PIONIR Ke-IX Malang yang menjadi juara III. Kamis (18/07/2019)

Tim film pendek Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon membuat kejutan dengan menyabet mendali perunggu di ajang Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (Pionir) IX 2019 yang  diselenggarakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul film “Rinduku Bid’ahmu”. Kamis, (18/7/2019).

Mendali perunggu di cabang Film Pendek ini adalah medali ke-3 yang berhasil diraih IAIN Syekh Nurjati Cirebon dalam ajang Pionir IX 2019. Dua mendali sebelumnya diperoleh dari cabang kaligrafi telah (medali emas), dan cabang hadrah (medali perunggu).

Official film pendek IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Oktavianus Bere, S.Sos menjelaskan, tim film pendek ini baru pertama kali mengikuti perlombaan dan perolehan juara 3 ini menjadi awal yang baik untuk terus berkarya kedepannya demi mengharumkan nama baik IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Foto Pemeran dan Crew cabang Film Pendek Kontingen IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada PIONIR Ke-IX Malang yang menjadi juara III. Kamis (18/07/2019)

“Dalam perlombaan ini ada 31 peserta dan kami berhasil meraih juara 3. Ini film pertama yang dilombakan. Sebelumnya kami sudah sering membuat film pendek, tapi film ini yang baru diikutsertakan untuk lomba dan Alhamdulillah menjadi juara ke-3,” tandasnya.

Walaupun terkendala waktu yang singkat dalam proses pembuatannya, namun film yang berdurasi sekitar 14 menit tersebut berhasil memukau para juri saat ditayangkan. Hal itu terbukti dengan dilontarkannya berbagai pujian kepada 15 crew dan 6 talent yang menggarap film tersebut.

Crew yang terlibat dalam pembuatan film ini adalah anak-anak dari jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Sehingga dalam teknik dasar membuat film itu sudah menguasai. Tadi kata juri, dari teknik pengambilan gambar sudah bagus, tapi karena terkendala waktu, jadi pengambilan endingnya itu terlalu cepat. Hal tersebut yang menjadi kekurangan kami dan kami akan perbaiki kedepannya,” tambahnya.

Untuk ke depan, lanjut Oktavianus Bere, S.Sos, pihaknya berencana mengajukan tim ini menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kepada pimpinan kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Sehingga kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh satu fakultas saja, tapi juga bisa diikuti oleh semua mahasiswa yang ada di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Foto Pemeran cabang Film Pendek Kontingen IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada PIONIR Ke-IX Malang yang menjadi juara III. Kamis (18/07/2019)

“Rencana kedepan kami akan mengajukan ke pimpinan untuk dijadikan UKM perfilman, sehingga semua mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang berminat di dunia perfilman bisa mengikuti kegiatan ini. Dan kami pun akan terus membuat film-film pendek. Jadi kalau ada lomba, kami sudah memiliki stok dan pembuatannya pun tidak terburu-buru,” ujarnya.

Sementara itu, ketua tim film pendek IAIN Syekh Nurjati Cirebon di ajang Pionir IX 2019, Ardan memaparkan, film tersebut bercerita tentang perbedaan dan keberagaman itu tidak melulu antar agama, ras dan suku. Sehingga, melalui film ini pihaknya ingin menunjukkan sebuah keberagaman bahasa, adat istiadat dan ajaran yang ada dalam agama Islam.

“Proses penggarapan film ini memerlukan waktu kurang lebih satu bulan. Kendala yang dialami selama proses produksi kurang lebih kendala teknis dan non teknis seperti kekurangan equipment dan lain sebagainya. Target selanjutnya dari team akan terus membuat karya dan mengikuti beberapa rangkaian festival film nasional,” tutupnya.

Foto Crew cabang Film Pendek Kontingen IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada PIONIR Ke-IX Malang yang menjadi juara III. Kamis (18/07/2019)