UIN Siber Cirebon – International Office & Partnership (IOP) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, yang juga dikenal dengan Cyber Islamic University (CIU), telah sukses menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion atau FGD) internasional bertajuk Gender Dynamics in the Islamic World, yang menghadirkan para ahli dari lima negara di Asia: Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Pakistan. Acara ini digelar secara virtual dengan menghadirkan 12 pembicara internasional yang merupakan pakar di bidangnya, menawarkan berbagai pandangan tentang dinamika gender dalam konteks dunia Islam. Rabu, (16/10/2024).
FGD ini, yang merupakan bagian dari upaya berkelanjutan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dalam memperkuat kolaborasi akademik internasional, bertujuan untuk mengeksplorasi relasi gender, peran perempuan, serta status perempuan dalam masyarakat Islam. Dengan meningkatnya perhatian dunia terhadap isu kesetaraan gender, acara ini menyoroti bagaimana persoalan tersebut beririsan dengan ajaran Islam, tradisi lokal, dan tantangan modern. Setiap negara yang berpartisipasi menyajikan kerangka sosial dan budaya yang unik, memungkinkan adanya perbandingan yang kaya serta dialog lintas budaya.
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Pusat International Office & Partnership, Lala Bumela Sudimantara, Ph.D., dan acara inti dimoderatori oleh Mamay Mujahid, M.Hum. Acara ini dihadiri pula oeh beberapa pucuk pimpinan UIN SSC seperti Kepala Lembaga Penjaminan mutu (LPM) (Dr. Ayus Ahmad Yusuf, M,Si.), Kepala Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Msyarakat (Dr. Faqihuddin Abdul Kodir, MA.), Ketua Senat UIN SSC (Prof. Dr. Farihin), Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) (Dr. Saifudin, M.Ag.), Dekan Fakultas Ushuludin & Dakwah (Dr. H. Anwar Sanusi, M.Ag.), Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) (Dr. Siti Fatimah, M.Hum), dan beberapa Kepala Unit (Kepala Pusat Bahasa, Kepala Pusat Lembaga Penjaminan Halal, Kepala Pusat Bimbingan Karir, Kepala Pusat Pengabdian), dan Prof. Ety Nurhayati, M.Si. sebagai initiator pendirian Pusat Studi Gender di lingkungan UIN SSC. Pun acara ini dihadiri 11 mahasiswa internasional dan mahasiswa yang magang di IOP (Global Engagement Team).
Adapun 12 pembicara utama yang dihadirkan pada acara ini adalah Tengku Dina Surani binti Tengku Zaman (Malaysia), Rozlani binti Mohd Rosli (Malaysia), hajira Arshad Qureshi (Pakistan), Bushra Ali (Pakistan), Rubina Akram Khan (Pakistan), Rubab Zainab (Pakistan), Fitra Jehwoh (Thailand), Thanarin pornpongphanarut (Thailand), Asama Mungkornchai (Thailand), Lao Yasmin Busran (Fillipina), Jurma Aming Tikmasan (Philipines), Omayyah Tamano Amer-Tarathingan (Philllipines).
Di antara pembicara utama adalah akademisi dan pemimpin pemikiran, termasuk Profesor Lao Yasmin Busran (Philippines), yang memaparkan keterkaitan antara gender dan kepemimpinan keagamaan di Asia Tenggara, serta dr Rubina Akram Khan (Pakistan), yang memberikan analisis menarik tentang gerakan reformasi gender dalam masyarakat Islam konservatif dan post-kolonial. Salah satu pembahasan utama dalam diskusi ini adalah pentingnya membumikan Al-Qur’an dan Hadits dalam perspektif gender ala Islam. Penekanan pada konsep ini bertujuan untuk memastikan bahwa wawasan yang ditawarkan selaras dengan kaidah tauhid dalam Islam.
Dengan demikian, konsep kesetaraan gender tidak hanya akan mendorong lahirnya peradaban baru yang adil bagi semua, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas masyarakat secara keseluruhan. Prinsip dasarnya adalah bahwa jika perempuan dimuliakan dan diberikan hak istimewa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, maka seluruh masyarakat pun akan merasakan manfaatnya. Kontribusi dari Thailand dan Filipina juga menyoroti persinggungan antara Islam dan tradisi lokal, terutama di daerah di mana Islam menjadi agama minoritas, menambahkan lapisan nuansa yang kaya dalam diskusi ini.Indonesia, sebagai tuan rumah, diwakili oleh beberapa pembicara terkemuka, termasuk Dr. Rozaini binti Mohd Rosli (Malaysia) yang membahas evolusi peran perempuan di Malaysia, dengan fokus pada keseimbangan antara kepatuhan agama dan advokasi progresif gender. Selain itu, Dr. Faqihuddin Abdul Kodir, MA dari UIN Siber Syekh Nurjati membuka diskusi dengan menekankan pentingnya dialog multiperspektif dalam memahami bagaimana isu gender ditangani dalam berbagai kerangka Islam.
Dialog internasional ini tidak hanya berupa pertukaran akademik, tetapi juga menjadi wadah untuk berbagi pengalaman praktis dan rekomendasi kebijakan. Diskusi yang berlangsung mencakup perspektif historis tentang peran gender dalam Islam hingga tantangan kontemporer, seperti dampak media digital terhadap persepsi gender dan bangkitnya gerakan perempuan yang dipimpin oleh perempuan di dunia Islam. Percakapan ini juga menyinggung bagaimana kekuatan lokal dan global membentuk ulang norma-norma gender, khususnya dalam kerangka hukum Islam.
Acara ini ditutup dengan diskusi meja bundar yang mengundang interaksi audiens, di mana peserta dari berbagai negara mengajukan pertanyaan yang tajam, sehingga semakin memperkaya pertukaran ide. Signifikansi dari FGD ini terletak pada kemampuannya menjembatani teori akademis dengan aplikasi dunia nyata, menjadikannya relevan baik untuk pembuat kebijakan maupun pemimpin agama. Acara ini menyoroti tidak hanya persamaan, tetapi juga kompleksitas lokal dari isu-isu gender di dunia Islam.
Sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon berencana untuk merilis laporan komprehensif yang merangkum hasil diskusi dari FGD ini. Laporan tersebut diharapkan menjadi referensi akademik yang dapat mendukung penelitian dan pengembangan kebijakan di masa depan. Acara ini tidak hanya menandai tonggak penting dalam memperkuat kolaborasi internasional, tetapi juga menunjukkan respons universitas terhadap isu-isu global yang mendesak dari perspektif Islam. Dengan menekankan nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon bertekad untuk terus mendorong dialog yang konstruktif, demi mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera untuk semua.