Rabu, 11 Nopember 2020, Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) selama dua hari, Selasa sampai Rabu (10 -11 Nopember 2020).
Kegiatan yang diselenggarakan di auditorium gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegiaruan (FITK) kampus setempat ini merupakan tindaklanjut peningkatan kualitas mutu layanan dan transformasi kelembagaan.
Bahkan, Kepala LPM IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr.H. Ayus Ahmad Yusuf,M.Si menjelaskan, rapat tinjauan manajemen ini juga merupakan kelanjutan dari hasil proses audit mutu internal yang telah dilaksanakan pihaknya (LPM) pada 5-10 Oktober 2020 lalu.
“Proses audit mutu internal ini bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Sistem ini merupakan aktifitas yang sifatnya siklus di dalam SPMI, seperti penetapan kebijakan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta pengembangan,” jelas Ayus kepada Suara Cirebon ketika ditemui di sela-sela kegiatan.
Hasil audit mutu internal ini, lanjut dia, untuk memastikan apakah standar-standar dalam sistem tersebut telah dilaksanakan atau tidak. Jadi, kata Ayus, sebenarnya audit ini untuk memotret kondisi di kampus setempat, apakah semua aktivitas di bidang akademik berjalan sesuai koridor atau tidak. Sehingga, dilakukan proses monitoring dan evaluasi ini.
“Nah, proses audit ini bagian dari itu, karena dalam proses audit itu kan ada temuan-temuan dan dari temuan itu disampaikan di rapat tinjauan manejemen ini. Setelah disampaikan, kemudian diidentifikasi hasilnya seperti apa. Kemudian dari hasil rapat tinjauan manajemen ini dilaksanakan rencana tindaklanjut dari hasil temuan,” paparnya.
Untuk itu, Ayus mengungkapkan, kegiatan ini wajib dihadiri seluruh unsur pimpinan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dari mulai pimpinan di rektorat, lembaga, fakultas, maupun jurusan. Hal itu dilakukan untuk memperbaiki kualitas agar menjadi kampus unggul sesuai visi yang telah ditetapkan.
“Hasil audit ini ada beberapa hasil yang dipotret, yaitu kesesuaian dengan standar, observasi, minor, dan mayor. Dari hasil itu akan direkap masing-masing auditee, jika masih ada temuan mayor, makan akan diperbaiki. Sebenarnya antara kesesuaian, observasi, minor, dan mayor itu menunjukan tingkat ketidaksesuaiannya, tapi kalau dalam observasi dan minor itu levelnya bisa diperbaiki secara cepat,” terangnya.
Ayus menuturkan, hasil dari audit ini mayoritas berjalan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Bahkan, setelah hasil audit mutu internal ini selesai, pihaknya akan melanjutkan asesmen ISO yang berstandar internaisonal. Namun, dia mengakui, untuk melakukan itu tidak mudah dan perlu persiapan.
“Harapannya kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan sukses serta outcome-nya itu proses peningkatan dan penguatan mutu sudah menjadi budaya di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Jadi semua sudah melakukan aktivitasnya sesuai kaidah dan standar yang dikaitkan dengan mutu yang ujungnya adalah peningkatan layanan kepada stakeholder, khususnya kepada mahasiswa dapat lebih meningkat,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr.H. Sumanta Hasyim,M.Ag mengatakan, isu besar yang ada di LPM ini adalah terkait alih status lembaga dari IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) dan transformasi dari Satuan Kerja (Satker) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
“Semoga kegiatan ini dapat memberikan dapak positif dan meningkatkan mutu lembaga menuju alih status dari IAIN menjadi UIN dan transformasi dari Satker PNBP menjadi BLU,” pungkasnya.