Sebanyak 3320 mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon tahun akademik 2018-2019 mengikuti kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di Halaman Gedung Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kegaiatan tersebut berlangsung selama dua hari 27-28 Agustus 2018 digelar di lingkungan kampus Pascasarjana.
Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon Dr. H. Sumanta, M.Ag mengucapkan selamat datang kepada mehasiswa baru di kampus peradaban Islam yang menjunjung tinggi keilmuan dan keislaman. Dikatakannya merupakan tanggung jawab berat bagi para dosen, untuk mendidik dan mengemban amanat orang tua mahasiswa agar ribuan mahasiswa disini bisa berguna bagi bangsa dan negara. “Harapan kita bersama, ingin mewujudkan mahasiswa yang memiliki kompetensi keilmuan yang benar-benar mumpuni”. Dalam sambutannya beluau pun mengingatkan, sistem pendidikan kemahasiswaan sekarang sudah terhubung secara online dengan dikti. Sehingga bagi mahasiswa yang tidak bisa menyelesaikan kuliah selama 14 semester maka akan terkena drop out (DO) secara otomatis. “Sebenarnya sistem ini untuk efesiensi subsidi pendidikan, dimana mahasiswa didorong untuk selesai kuliah tepat waktu. Sehingga Pemerintah tidak menyangga subsidi terus menerus kepada mahasiswa yang malas,” tegasnya.
Ketua Pelaksana PBAK Dr. H. Farihin, M.Pd, (Warel III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni) peserta PBAK adalah mahasiswa baru yang diterima di kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang berasal dari seluruh Indonesia. Ini membuktikan bahwa kampus ini telah dipercayai secara luas kualitasnya. IAIN Syekh Nurjati Cirebon mempunyai visi terwujudnya lulusan yang unggul, berakhlak karimah dan prfesional. Lulusan diharapkan dapat menerapkan, mengembangkan ilmu-ilmu keislaman yang didapat dari kampus, terciptanya penelitian yang inovatif untuk kemajuan ilmu dan peradaban dan terlaksananya pengabdian kepada masyarakat. Beliau menambahkan ”Insya Allah, kami para pendidik akan mencetak dan membimbing mahasiswa menjadi muslim moderat, setia kepada Pancasila, UUD dan NKRI serta mencintai kearifan lokal.”
