IAIN Cirebon – Antusiasme yang luar biasa telah melanda kalangan warga Filipina, baik Muslim maupun non-Muslim, untuk mendaftar sebagai mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon melalui program beasiswa Syekh Nurjati Global Excellence Scholarship (SN GES). Hal ini tercermin jelas dalam acara info session untuk calon penerima beasiswa SN GES, di mana sekitar 30 calon mahasiswa asal Filipina telah menunjukkan minat besar untuk mendaftar dan mengikuti seleksi. Sabtu, (13/04/2024).
Fasilitator dari Mindanao State University (MSU) mengungkapkan bahwa sebanyak 65 mahasiswa asal Filipina dari berbagai wilayah di Filipina telah menunjukkan minat mereka melalui sebuah grup messenger. Beasiswa SN GES yang diluncurkan bulan lalu telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai salah satu program beasiswa terkemuka yang ditawarkan oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Hingga saat ini, enam orang dari Malaysia dan Thailand telah berhasil lolos seleksi SN GES periode awal.
Dengan minat yang begitu besar dari warga Filipina, kuota yang tersisa kemungkinan besar akan diisi oleh mahasiswa Muslim dan non-Muslim asal Filipina. Hal ini menandakan penerimaan yang luar biasa di kawasan ASEAN. Beasiswa ini menarik minat dari berbagai kalangan, terutama warga internasional seperti warga Filipina, dengan fokus pada pencapaian akademik dan non-akademik, serta pengembangan kepemimpinan.
Direktur International Office and Partnership (IOP), Lala Bumela Sudimantara, Ph.D., mengungkapkan kekagumannya atas antusiasme yang ditunjukkan oleh calon aplikan dalam info session tersebut. Ia menyatakan bahwa tahun ini kemungkinan besar rekrutmen besar mahasiswa asing lewat jalur SN GES akan didominasi oleh wilayah ASEAN, namun tidak menutup kemungkinan untuk menjangkau mahasiswa internasional dari berbagai belahan dunia di tahun-tahun mendatang.
Dengan adanya beasiswa SN GES, IAIN Syekh Nurjati Cirebon tengah melakukan persiapan menyeluruh untuk menyambut kedatangan mahasiswa internasional pada batch pertama yang diperkirakan akan tiba di Cirebon pada akhir Juli atau awal Agustus 2024. Hal ini menjadi langkah positif dalam memperkuat hubungan antarnegara dan menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif serta berdaya saing global.