
UIN Siber Cirebon (Waled Asem) – Kelompok KKN 132 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menciptakan gebrakan edukatif di Desa Waled Asem, Kecamatan Waled, dengan meluncurkan program “BerTaSik: Belajar Tajwid Asik”—sebuah inovasi pembelajaran tajwid berbasis digital interaktif yang dikemas secara visual, menarik, dan partisipatif bagi siswa madrasah diniyah.(06/08).
Bertempat di MDTA Daarul Uluum, kegiatan yang berlangsung dari pukul 14.00 hingga 15.00 WIB ini menjadi salah satu program unggulan KKN 132 yang menyasar peningkatan literasi Al-Qur’an pada anak-anak melalui pendekatan yang menyenangkan dan kontekstual.
“Kami ingin anak-anak bisa belajar tajwid dengan cara yang menyenangkan. Karena kadang mereka suka bosan kalau terlalu banyak teori. Jadi saya coba bikin media yang sederhana, tapi tetap interaktif,” ujar Yunizar Tikha Khaerunnisa, mahasiswa KKN 132 sekaligus pengembang utama media BerTaSik.
Belajar Tajwid Jadi Asik dan Interaktif
BerTaSik dirancang menggunakan aplikasi Canva dan PowerPoint interaktif, ditayangkan melalui laptop di setiap kelas. Media ini memungkinkan siswa untuk mengklik tombol pada slide yang langsung menampilkan penjelasan materi, contoh bacaan, video pendek, dan soal kuis seputar tajwid. Metode ini menjadikan siswa lebih mudah memahami materi seperti hukum nun sukun dan tanwin (idgham, idzhar, ikhfa, iqlab), mad thabi’i, waqaf-washal, dan alif lam—materi tajwid dasar yang sebelumnya terasa kaku kini menjadi lebih hidup.
Kegiatan ini juga mengajak siswa untuk aktif tampil membaca, menjawab kuis, dan berdiskusi dalam kelompok kecil yang sudah diatur secara fleksibel oleh para anggota KKN. Anak-anak duduk melingkar, menyimak materi, dan merespons dengan antusias di bawah bimbingan fasilitator dari mahasiswa.
Sinergi Mahasiswa dan Madrasah
Sebanyak empat kelompok kelas dibentuk untuk memaksimalkan pelaksanaan kegiatan. Tiga kelompok belajar di lantai atas, masing-masing difasilitasi oleh tim mahasiswa:
- Kelompok 1: Erlis, Ai Tania, dan Adilla
- Kelompok 2: Nayya, Wanda, dan Aliya
- Kelompok 3: Imam, Alief, dan Fahri
Sementara kelompok gabungan siswa SP 1 dan SP 2 belajar di lantai bawah, didampingi oleh Binyah, Fitri, Zahro, dan Maya. Pembagian ini dirancang agar setiap kelompok siswa mendapatkan perhatian yang cukup, serta memudahkan interaksi selama pembelajaran berlangsung.
“BerTaSik ini menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam menyemai kecintaan terhadap Al-Qur’an sejak dini. Anak-anak tidak hanya belajar, tapi juga berani tampil dan merasa dihargai atas keberanian mereka,” ungkap Muhaditsir Rifa’i, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN 132.
Respons Positif dan Harapan Berkelanjutan
Program ini mendapat sambutan hangat dari pemilik madrasah, Bapak Haji Maknun dan Ibu Ulfa, serta guru-guru MDTA Daarul Uluum yang turut mendampingi jalannya kegiatan. Meski sederhana, inovasi ini diharapkan dapat terus digunakan secara mandiri oleh pihak madrasah, bahkan direplikasi oleh madrasah dan KKN lain di wilayah lain.
BerTaSik juga menunjukkan bahwa pengabdian masyarakat oleh mahasiswa tidak harus kompleks, tetapi bisa sangat berarti jika dilandasi kepedulian, kreativitas, dan kolaborasi.
Menjadi Best Practice Nasional?
Dengan semangat literasi Al-Qur’an yang dikemas digital dan inklusif, BerTaSik berpotensi menjadi best practice nasional dalam pendidikan madrasah diniyah. Publikasi program ini penting untuk menginspirasi pendekatan serupa dalam pembelajaran agama yang lebih menyenangkan, kontekstual, dan mengikuti perkembangan zaman.
Di akhir kegiatan, momen kebersamaan antara siswa dan mahasiswa diabadikan dalam foto bersama sebagai penutup sesi pembelajaran tajwid yang berkesan—bukan hanya sebagai pengetahuan, tapi sebagai pengalaman berharga.