
UIN Siber Cirebon (Jakarta) — Dalam sesi inspiratif Konsolidasi Strategis Publikasi UM-PTKIN 2025 yang digelar di Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center, kehadiran M. Sandi Apriko menjadi magnet utama perhatian para Penanggung Jawab (PJ) Humas PTKIN se-Indonesia. Tak sekadar sebagai narasumber, Sandi juga dikenal sebagai kreator karakter NOAH, ikon Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) SPAN dan UM-PTKIN yang merepresentasikan anak muda Papua dengan kearifan lokal dan semangat perubahan.
Dalam paparannya, Sandi membuka mata para peserta akan pentingnya branding visual di media sosial yang relevan dengan karakter generasi saat ini, terutama Gen Z. Dengan mengusung tema “Change the World”, ia mengajak para Humas untuk berani tampil beda dan berpikir visioner dalam membentuk citra Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Sabtu, (03/05).
“Brand itu bukan sekadar logo. Bukan pula banner atau slogan. Brand adalah value, adalah ajakan untuk bertindak (call to action). Kalau kita ingin Gen Z datang ke PTKIN, kita harus menyentuh apa yang mereka yakini, rasakan, dan perjuangkan,” tegas Sandi.
Mengusung pendekatan Marketing 6.0 yang dikembangkan Philip Kotler, Sandi menekankan bahwa perubahan perilaku konsumen saat ini sangat dinamis. Menurutnya, Gen Z tidak hanya tertarik pada informasi akademik, tetapi juga ingin melihat makna, karakter, dan keberpihakan sosial dari sebuah institusi pendidikan.
Dalam sesi yang sarat gagasan kreatif ini, Sandi memandu peserta untuk memahami:
- Pentingnya Identitas Visual — PTKIN harus hadir dengan wajah yang konsisten, dinamis, dan punya cerita, bukan sekadar simbol.
- Humanisasi Kampus — Menampilkan kisah nyata mahasiswa, dosen, dan alumni yang menginspirasi lewat konten visual.
- NOAH sebagai Representasi — Karakter NOAH bukan hanya maskot, tetapi simbol perubahan yang mengajak Gen Z untuk menjadi agen transformasi lewat pendidikan Islam.
- Social Media Engagement — Setiap unggahan harus memiliki narasi, nilai, dan arah gerakan. Bukan hanya informasi, tapi juga pengalaman digital yang autentik.
- Kekuatan “Call to Action” — “Change the World” bukan hanya slogan, tapi ajakan agar Gen Z melihat PTKIN sebagai wadah perubahan sosial, spiritual, dan intelektual.
Peserta dari berbagai kampus antusias menanggapi pendekatan ini, bahkan banyak yang menyuarakan bahwa branding harus menjadi ruh dari strategi komunikasi kampus, bukan sekadar pelengkap.
“Kita tidak bisa lagi hanya menyampaikan informasi. Kita harus menciptakan pengalaman digital yang menginspirasi,” ujar Mohamad Arifin PJ Humas dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
Kehadiran tokoh seperti M. Sandi Apriko tidak hanya membawa wawasan baru, tapi juga memperkuat narasi bahwa PTKIN mampu bersaing dalam ranah komunikasi publik modern. Dengan mengusung karakter NOAH dan semangat “Change the World”, PTKIN siap menjangkau generasi muda yang haus makna dan ingin membangun masa depan yang lebih baik.