Dari Sampah Jadi Solusi: Mahasiswa KKN 56 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Edukasi Ecobrick di SDN 1 Karanganyar

UIN Siber Cirebon (Panguragan) — Di tengah tumpukan sampah plastik yang kerap dianggap sebagai masalah lingkungan, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 56 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menghadirkan sebuah solusi kreatif dan mendidik. Bertempat di SDN 1 Karanganyar, Kecamatan Panguragan, mereka menggelar pelatihan pengolahan sampah plastik menjadi ecobrick, yang menyasar siswa-siswi kelas 4 hingga 6 SD.(26/07).

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat bertajuk “Dari Sampah Jadi Solusi.” Dipandu oleh tim Divisi Acara dan Divisi Humas, kegiatan ini dikemas dalam format edukatif dan interaktif, menjadikan siswa tidak hanya sebagai pendengar, tapi juga pelaku langsung dalam proses pembuatan ecobrick.

“Sekecil apapun sampahmu, dampaknya bisa sebesar masa depan kita,” kata Khoirul Anam, Ketua KKN 56 Desa Karanganyar, dalam sambutannya di hadapan siswa dan guru.

Ecobrick: Inovasi Ramah Lingkungan dari Limbah Plastik

Ecobrick merupakan teknik mengolah sampah plastik non-organik menjadi bata ramah lingkungan yang bisa digunakan sebagai bahan bangunan ringan, kursi, meja, atau hiasan. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajarkan cara menyortir sampah, membersihkan plastik, lalu mengisinya ke dalam botol bekas dengan cara yang tepat hingga membentuk bata padat.

“Desa Karanganyar memang dikenal sebagai pusat rongsokan atau bos barang bekas. Justru di sinilah relevansi program ini, karena kami ingin memberi nilai tambah dari limbah yang sudah ada,” jelas Khoirul.

Dengan latar belakang desa yang penuh potensi dalam pengelolaan barang bekas, program ini diarahkan tidak hanya sebagai kegiatan seremonial, melainkan sebagai bentuk edukasi lingkungan berkelanjutan.

Dukungan Penuh dari Dosen Pembimbing dan Pihak Sekolah

Yunita Dwi Jayanti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN 56, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap semangat anak-anak dan antusiasme pihak sekolah dalam mendukung kegiatan ini.

“Kami ingin sejak usia dini, anak-anak dibekali kesadaran untuk mencintai lingkungan. Bukan hanya soal membuang sampah pada tempatnya, tapi juga mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna,” ujarnya.

Guru-guru SDN 1 Karanganyar juga mengapresiasi kegiatan ini karena memberikan pengalaman langsung yang tidak mereka temukan dalam pembelajaran kelas biasa.

Membangun Generasi Peduli Lingkungan Sejak Dini

Dengan tingginya produksi sampah plastik di masyarakat, dan rendahnya kesadaran pengelolaan limbah, kegiatan ini menjadi langkah konkret mahasiswa dalam mendidik generasi muda untuk peduli terhadap lingkungan. Tidak hanya menghasilkan karya berupa ecobrick, anak-anak juga mulai memahami bahwa mereka bisa menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penonton dari krisis lingkungan yang sedang terjadi.

“Dari Sampah Jadi Solusi” bukan hanya sekadar slogan, tetapi semangat untuk mengubah cara pandang terhadap limbah. Di tangan anak-anak Karanganyar, botol plastik bekas kini bukan sampah biasa—melainkan awal dari perubahan.