Dari Sungai ke Kompor: KKN 55 Desa Lemahtamba Ubah Eceng Gondok Jadi Briket Ramah Lingkungan

UIN Siber Cirebon (Lemahtamba) — Siapa sangka tanaman liar yang sering dianggap pengganggu, seperti eceng gondok, bisa menjadi solusi energi masa depan? Mahasiswa KKN Kelompok 55 UIN Sunan Gunung Djati Cirebon membuktikan hal itu lewat Workshop Pembuatan Briket Ramah Lingkungan dari Eceng Gondok, yang digelar di Desa Lemahtamba, Kabupaten Cirebon.(14/08).

Kegiatan ini bukan hanya sebatas pelatihan teknis, tetapi juga menjadi bentuk nyata dari kepedulian mahasiswa terhadap isu lingkungan dan energi terbarukan. Dengan tema “Solusi Kreatif dari Sungai ke Kompor”, acara ini mengajak warga desa untuk mengolah eceng gondok menjadi briket sebagai sumber energi alternatif, sekaligus peluang usaha baru.

Workshop Edukatif dan Praktikal

Acara yang digelar pada 14 Agustus 2025 ini diikuti oleh warga Desa Lemahtamba, khususnya dari Blok 5, serta para perangkat desa dan seluruh mahasiswa KKN 55. Menariknya, workshop ini dipandu langsung oleh mahasiswa yang telah mempelajari tentang lingkungan dan energi terbarukan, sehingga penjelasan yang disampaikan terasa dekat, mudah dipahami, dan inspiratif.

Tidak hanya teori, peserta juga diajak langsung ke sesi praktik pembuatan briket, mulai dari proses pengolahan eceng gondok yang dikeringkan, dicacah, dicetak, hingga siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk keperluan rumah tangga.

Solusi Lokal untuk Isu Global

Menurut M. Naufal Valerian, Ketua KKN Kelompok 55, kegiatan ini bukan sekadar inovasi teknologi, tapi juga misi sosial yang bertujuan menciptakan lingkungan bersih, sehat, dan produktif.

“Kami ingin meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Lewat program ini, kami berharap masyarakat bisa mendapatkan tambahan ilmu, peluang usaha, dan solusi ramah lingkungan dari apa yang ada di sekitar mereka,” jelas Naufal.

Dukungan Penuh dari Masyarakat

Jahari, Kepala Dusun 5 Desa Lemahtamba, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi mahasiswa.

“Terima kasih kepada mahasiswa KKN yang telah mengadakan workshop ini. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan warga tentang pengolahan limbah menjadi energi alternatif. Semoga bisa terus diterapkan dan bahkan menjadi peluang usaha bagi masyarakat,” ungkapnya.

Mengangkat Potensi Lokal, Mendorong Kemandirian Energi

Kegiatan ini menonjol karena menyentuh tiga aspek penting sekaligus:

  1. Pemanfaatan potensi lokal – mengubah eceng gondok yang banyak tumbuh di sungai desa menjadi produk bernilai guna.
  2. Edukasi dan pemberdayaan masyarakat – membuka wawasan baru warga desa dalam memanfaatkan limbah organik.
  3. Kolaborasi anak muda dan warga – menjadi contoh sinergi antar generasi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Ke depannya, warga didorong untuk memproduksi briket ini secara mandiri dan memasarkan secara online maupun offline, menciptakan sumber penghasilan tambahan berbasis ekonomi sirkular.

Workshop pembuatan briket eceng gondok ini menjadi bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari desa. Dengan ide kreatif, semangat kolaboratif, dan sentuhan teknologi sederhana, mahasiswa KKN 55 menghadirkan harapan baru: lingkungan bersih, energi terjangkau, dan masyarakat yang berdaya.