IAIN Cirebon (Jember) – Direktur Pendidikan Tinggi Keagmaan Islam (Diktis) Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi, mengajak peserta Pekan Olahraga Seni, dan Ilmiah se Jawa Madura (Porsi Jawara) bertanding secara fair dan sportif. Hal itu ditegaskan Prof. Inung, panggilan akrab Direktur Diktis saat menyampaikan gagasannya pada pembukaan Porsi Jawara Kesatu di Lapangan Imam Nahrowi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember. Rabu, 1 November 2023.
Diakui Prof. Inung, kegiatan Porsi Jawara sebagai ajang kompetisi merupakan perkara penting. Meski demikian, saling kenal mengenal, dan kerjasama jauh lebih penting menuju kelanggengan hidup pasca kuliah.
“Meraih piala itu penting, tetapi lebih penting tambahlah jumlah kenalan (sahabat) kalian,” ungkapnya.
Keberhasilan di masa depan, kata Prof. Inung, selalu berpihak kepada siapapun yang tekun berkolaborasi, memperbanyak teman, dan merawat keakraban. Bukan kemenangan semu ibarat berdiri sendiri (the last mind standing) mengira berhasil, alih-alih telah menghilangkan nyawa rekan sendiri.
“Kompetisi itu harus diimbangi dengan semangat berkolabrosi,” ungkapnya menasehati.
Tak terbayangkan, imbuh Prof. Inung, betapa sedih dan malu mahasiswa PTKIN, jika misalkan salah satu atlet dikabarkan patah kaki karena ulah kompetitornya.
Dia berpesan, agar rektor bidang kemahasiswa dan ketua kontingen terus bersiaga, mengantisipasi terjadinya konflik fisik antar peserta. Ingatkan, bahwa yang kita hadapi bukan musuh yang harus dimusnahkan, tetapi kawan yang selamanya wajib dirangkul.
“Hadirlah disini (Porsi Jawara) sebagai sahabat, dan kawan,” Pesannya bekali-kali.
Lebih lanjut Prof. Inung memotivasi, kekuatan dan kecerdasan tidak menggaransi kehidupan siapapun, melainkan kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan (the most adaptable to the change), sebagai makna lain dari kolaborasi. Dia berharap, siapapun yang menang nanti, mampu meningkatkan keterampilannya melalui praktik nyata di tengah-tengah masyarakat.
“Kalau ada Qori yang menang atau tidak sekali pun, suatu saat saya ingin mendengarkan hasil rekaman mereka, agar saya bisa menikmati lantunan ayat-ayat itu sambil mengendari mobil,” pesannya berharap agar mahasiswa percaya diri dengan kemampuannya.
Tidak jauh berbeda dengan Prof. Inung, Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Hefni Zain menyampaikan, Unity in Diversity atau Persatuan di dalam Perbedaan sebagai tema Porsi Jawara kali ini memiliki 5 makna mendalam. Yaitu, Ta’aruf (saling mengenal), Tafaahum (saling memahami), Taroohum (saling menyayangi), Ta’awun (saling membantu). Kemudian yang terakhir, muncul Taghyir (perubahan), untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.
Selain itu, Prof. Hefni mengutip pernyataan Direktur Diktis, terkait pentingnya meningkatkan standar dan level setiap kontingen.
Menurutnya, wejangan tersebut layak sebagai bahan evaluasi. Memang seharusnya capaian prestasi itu lahir dari proses-proses yang riil, bukan hasil rekayasa kecurangan, apalagi melalui lomba yang abal-abal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara nasional.
Sebagai tuan rumah pelaksanaan Porsi Jawara, Prof. Hefni mengaku sering menyampaikan kepada tim pelaksana bahwa UIN KHAS Jember tidak harus menjadi juara umum.
Malah, Prof. Hefni mengulang pernyataannya, panitia itu harus menjadi pelayan terbaik, sebagai tuan rumah yang baik, dan menjunjung tinggi fair play dan sportivitas. Tujuannya, agar satu sama lain saling akrab, dan saling menguatkan.
“Yasyuddu Ba’duhum Ba’dhon,” pungkas Prof. Hefni seraya mengutip penggalan hadis tentang pentingnya saling menguatkan.
Sebagai informasi, Porsi Jawara untuk pertama kalinya diselenggarakan di UIN KHAS Jember. Kegiatan ini merupakan ajang kompetisi mahasiswa PTKIN se Jawa Madura, mulai dari cabang lomba olahraga, seni, dan ilmiah.
Dua tahun lalu, pelaksanan lomba se-Jawa Madura ini dikenal dengan Invitasi Pekan Pengembangan Bakat dan Minat Mahasiswa (IPPBMM). Karena akronim yang sulit diingat, akhirnya Forum Warek Tiga PTKIN se Jawa Madura bersepakat untuk diganti menjadi Porsi Jawara.
Sementara itu, Prof. Dr. Hajam, M.Ag, Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, menekankan pentingnya kerja sama antar-kampus dan antar-anggota kontingen. Beliau menjelaskan, “Kalian bukan hanya mewakili kampus masing-masing, tetapi juga mewakili Kementerian Agama. Mari tunjukkan sportivitas yang tinggi, rasa persaudaraan, dan sikap positif dalam setiap kompetisi. Jangan lupakan bahwa tujuan utama dari ajang ini adalah memperkuat tali persatuan dan persaudaraan di antara mahasiswa sebagai generasi emas penerus bangsa.” ungkap Prof. Hajam