Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI Kunjungi IAIN Cirebon

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia (RI), Dr Waryono MAg melakukan kunjungan kerja ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Jumat (2/10/2020).

Waryono mengungkapkan, selain untuk silaturahim, dalam kunjungan ini pihaknya juga melakukan sharing program yang dapat disinergikan dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

“Pertama silaturahim dengan guru saya atau senior saya di Pesantren Babakan sampai di Yogyakarta. Sharing program apa yang bisa disinergikan,” kata dia saat ditemui  di ruang Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Bahkan, dalam kunjungan ini pihaknya juga membahas santri berprestasi di Mahad Al Jamiah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Hal itu terkait program beasiswa santri yang akan diberikan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI untuk santri di kampus setempat.

“Di pesantren juga mengurusi Mahad Al Jamiah santri berprestasi. Lagi pemetaan dulu. Prinsipnya darikami PTKI itu punya keunggulan apa yang bisa ditawarkan. Kami pilih sesuai kebutuhan masyarakat. Sehingga alumni itu bisa dimanfaatkan user,” terang Waryono.

Namun, dia menjelaskan, pihaknya belum dapat memastikan jumlah beasiswa yang akan diberikan. Pasalnya, banyak anggaran yang di-refocising untuk penanganan Covid-19. Bahkan, kata Waryono, kegiatan untuk memperingati Hari Santri juga terkena refocusing.

“Dihitung dulu. Beasiswa santri itu keunggulan Direktorat Pontren. Dari sisi anggaran dukungannya menurun ini akan dievaluasi ke depan, karena alumninya itu bagus-bagus. Kendala anggaran terkena imbas refocusing,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengatakan, melalui kunjungan kerja ini pihaknya mencoba menjalin hubungan sinergis antara kampus yang dipimpinnya ini dengan Direktorat Pendidikan Dhiniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menguatkan fungsi Mahad Al Jamiah sebagai keunggulan IAIN Syekh Nurjati Cirebon dari sisi akademik.

“Penguatan Mahad Al Jamiah, karena bagian yang tidak terpisahkan dari akademik kampus. Penguatan bahasa turats tsaqofah tradisi pembentukan karakter santri yang berbasis akhlakul karimah,” tutur rektor.

Sedangkan terkait jumlah penerima beasiswa santri di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, imbuh Dr Sumanta, belum tentukan. Pasalnya, data tersebut akan diolah terlebih dahulu untuk memastikan jumlahnya.

“Mendapatkan jatah IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan UIN Yogyakarta. Tadi dibahasnya baru itu. Untuk jumlahnya belum ditentukan dan mau diolah dulu data itu,” pungkasnya.