UIN Siber Cirebon (Indramayu) – Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon, atau yang dikenal dengan Cyber Islamic University (CIU), kembali menunjukkan kontribusinya dalam memberdayakan masyarakat melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Dosen UIN Siber, Leny Sri Wahyuni, memimpin kegiatan bertema “Membumikan Fiqih Mubadalah kepada Keluarga Calon dan Purna-PMI” di Kecamatan Krangkeng, Indramayu. Kegiatan ini berlangsung dalam tiga tahap pada 3, 11, dan 17 November 2024.
Fiqih mubadalah, yang menekankan prinsip kesetaraan dan keadilan antara suami dan istri dalam keluarga, menjadi fokus utama dalam kegiatan ini. Konsep ini dinilai relevan untuk memperkuat ketahanan keluarga calon dan purna-Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang kerap menghadapi tantangan dalam hubungan rumah tangga akibat jarak dan tekanan pekerjaan.
“Kami ingin memperkenalkan fiqih mubadalah sebagai solusi nyata untuk menciptakan keluarga yang harmonis, dengan dasar saling pengertian, kerja sama, dan keadilan,” ujar Leny Sri Wahyuni dalam pembukaan program pada 3 November 2024.
Rangkaian Kegiatan
Kegiatan pertama diawali dengan sosialisasi kepada puluhan peserta dari keluarga calon dan purna-PMI. Dalam sesi ini, peserta dikenalkan dengan nilai-nilai fiqih mubadalah, seperti mufa’alah (kesalingan) dan musyarakah (partisipasi bersama), yang diyakini dapat membangun keluarga yang kokoh dan penuh maslahat.
Tahap kedua, pada 11 November 2024, menghadirkan dua organisasi mitra: GISAF (Gubuk Ilmu Sahabat Fikir) Cirebon dan Migrant Care Indramayu. Para peserta mendapat pelatihan praktis tentang implementasi fiqih mubadalah dalam kehidupan keluarga PMI, termasuk manajemen dana remitan, pengelolaan konflik, dan hak-hak buruh migran.
Direktur GISAF, M. Andi Hakim, mengungkapkan bahwa kesetaraan peran dalam rumah tangga akan membantu mengurangi beban emosional yang sering dialami PMI dan keluarganya. Sementara itu, Migrant Care Indramayu menambahkan pelatihan khusus tentang perlindungan hak keluarga PMI di tengah tantangan migrasi.
Puncak program berlangsung pada 17 November 2024 dengan pendampingan langsung kepada keluarga peserta. Tim dosen dan mitra membantu mereka menyusun strategi penerapan prinsip fiqih mubadalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta seperti Ibu Susilawati menyampaikan apresiasinya, mengatakan, “Program ini membantu saya dan suami lebih memahami pentingnya kerja sama dalam membangun keluarga yang harmonis.”
Dukungan Pemerintah
Program ini mendapat dukungan penuh dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dan institusi pendidikan dalam menciptakan masyarakat yang berdaya, khususnya di komunitas yang rentan seperti keluarga PMI.
Manfaat Berkelanjutan
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman konseptual, tetapi juga solusi praktis bagi keluarga PMI untuk menghadapi tantangan rumah tangga. Diharapkan, melalui program ini, fiqih mubadalah dapat terus membumi dan menjadi panduan dalam kehidupan keluarga masyarakat Indonesia.
“Kami percaya bahwa fiqih mubadalah dapat menjadi jalan menuju keluarga yang lebih adil, kuat, dan harmonis, terutama bagi mereka yang terlibat dalam migrasi tenaga kerja,” tutup Leny Sri Wahyuni.