Dua Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon: Short Course di Al Musthafa Internasional University Iran

IAIN Cirebon (Iran) – Dr. Anwar Sanusi, M.Ag dan Dr. H. Edy Setyawan mengikuti kegiatan Short course yang diadakan dalam rentang 13 s.d. 29 November 2023 bertempat di Al Musthafa International University, Provinsi Qom, Iran. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud MoU antara kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan Al Musthafa International University, Provinsi Qom, Iran. Kegiatan ini berdasarkan pada Surat Tugas Rektor Nomor: B-0947/In.08/R/Kp.01.1/11/2023 Tanggal 10 Nopember 2023.

Adapun tujuan dari Pelaksanaan Program Short course dari Al Musthafa International University Iran, yang dilaksanakan pada hari Senin s.d Rabu tanggal 13 s.d. 29 November 2023 bertempat di Al Musthafa International University, adalah sebagai berikut:

Realisasi MoU IAIN Syekh Nurjati Cirebon Indonesia dengan Al Musthafa International University di Provinsi Qom, Mohammad Amin, Iran

Mengikuti kegiatan Short course dari Al Musthafa International University di Iran, yang akan dilaksanakan pada hari Senin s.d Rabu tanggal 13 s.d. 29 November 2023 bertempat di Al Musthafa International University Provinsi Qom, Iran.

Mendengarkan dan menganalisa Short course dari Al Musthafa International University di Iran, yang dilaksanakan pada hari Senin s.d Rabu tanggal 13 s.d. 29 November 2023 bertempat di Al Musthafa International University Provinsi Qom, Iran

Mempersiapkan pertukaran Dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran, penelitian dan pengabdian

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mendukung IAIN Syekh Nurjati Cirebon menuju universitas bereputasi internasional (world class university). IAIN perlu mendorong dosen untuk meningkatkan keahlian sesuai kompetensinya untuk mendukung visi dan misi UIN ke depan. Pelatihan singkat maupun kunjungan lapangan ke universitas maupun lembaga di luar negeri dapat memberikan kesempatan bagi dosen untuk meningkatkan kompetensi, memperoleh ide-ide baru, membangun jaringan kerjasama internasional serta memperluas wawasan keilmuannya.

Materi kegaitan Short course sebagai berikut:

1.Bertemu Marja’ Ayatullah Lankarani Anggota Majlis Khubreghan

Suatu kehormatan dan keberuntungan, kami diterima oleh salah seorang marja’ (ulama besar yang menjadi rujukan taklid keagamaan), anggota Majlis Khubreghan yaitu Ayatullah Muhammad Jawad Fazel Lankarani. Kami duduk di ruangan beliau. Melingkar. Kebetulan, saya di samping beliau. Dalam sambutan pengantarnya, beliau mengatakan, sangat senang kedatangan para intelektual Muslim dari Indonesia.

Selanjutnya, beliau menyampaikan bahwa Islam adalah seperangkat ajaran yang bukan hanya mengurusi soal-soal private, pribadi, personal. Islam pun mengatur soal publik, kemasyarakatan, sosial. Ajaran sosial Islam inilah yang jarang diperhatikan dan diperaktekan. Ayatullah Lankarani mengajak kami sebagai intelektual, akademisi untuk mencurahkan rset dan pengembangan Islam yang sosial tersebut sebagai upaya membumikan Islam.

Pada kesempatan langka itu, Dr. Anwar Sanusi, M. Ag dan Dr. H. Edy Setyawan menyampaikan beberapa gagasan. Saya sendiri menyampaikan 3 hal. Pertama, Rasa terimakasih yang dalam atas segenap sambutan hangat Ayatullah Lankarni dan staf. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan beliau; Kedua, Kami mendapat inspirasi tentang etos dan kultur ilmiah yang kuat dan hebat yang berkembang di masyarakat Iran. Inspirasi lainnya adalah bagaimana menerjemahkan Islam secara konkret, baik secara pribadi maupun sosial, dalam konteks masyarakat Iran. Termasuk pencerahan  tentang Islam sosial yang dijelaskan oleh beliau. Terakhir, harapan kami, silaturahmi dan kerjasama Indonesia Iran perlu terus dieratkan. Bila memungkinkan, Ayatullah Lankarani berkunjung ke Indonesia untuk memberi kuliah umum, menyampaikan pencerahan-pencerahannya pada sivitas akademika di kampus-kampus kami.

2. Ayatullah Mar’asyi Najafi: Belajar Hidup Demi Ilmu

Pada tanggal 22/11/2023 bertempat di Qom, kami memasuki Makam Sayidah Fatimah Ma’shumah terdapat perpustakaan terbesar ketiga setelah yang ada di Mesir dan Istanbul (Turki) yang berisi ribuan koleksi buku-buku tulisan tangan. Mendapatkan penghargaan dari PBB karena menyimpan ribuan buku tulisan tangan ulama sepanjang sejarah. Kami dan rombongan berkunjung ke perpustakaan tersebut. Perpustakaan yang dibangun oleh Ayatullah Mar’asyi.

Staf yang mendampingi kami bercerita tentang Ayatullah Mar’asyi. Dalam salah satu bukunya, Ayatullah Mar’asyi mengisahkan bagaimana beliau mengumpulkan buku-buku kuno dari abad-abad lalu. Saya menahan lapar, berpuasa untuk mengumpulkan uang untuk membeli buku-buku. Bahkan, Ayatullah Mar’asyi mau melakukan, bekerja apa pun untuk buku, termasuk menjadi “badal” doa dan ibadah tertentu. Menurut mas Rahman Dahlan, bahkan Ayatullah Mar’asyi, seorang marja’ di zamannya ini, tidak naik haji karena uangnya digunakan untuk kepentingan membangun perpustakaan.

3. Mengunjungi Pusat Penerjemahan al-Quran

Pada tanggal 23 November 2023, kami mengunjungi Pusat Penerjemahan al-Quran. Seperti biasa, kami diterima oleh pengelola lembaga tersebut dengan hangat. Di ruangan yang nyaman, seorang pengelolanya menjelaskan kepada kami profil Pusat Penerjemahan al-Quran.  Lembaga ini didirikan sejak 20 tahun silam, pasca revolusi Islam Iran. Di dalamnya, al-Quran diterjemahkan ke seluruh bahasa di dunia. Menurut pengelolanya, jumlah terjemahan al-Quran di dunia masih kalah oleh jumlah terjemahan Injil. 4 tahun sekali, Injil diterjemahkan dalam ragam bahasa, bahkan bahasa daerah. Jumlah bahasa di dunia adalah 7.111. Injil telah diterjemahkan dalam 5000 bahasa. Bnadingkan dengan al-Quran. Hanya 148 bahasa.

Menerjemahkan al-Quran merupakan jalan agar umat manusia, khususnya umat Islam, mampu mengerti al-Quran secara baik. Sulit sekali mengharapkan atau mengajak umat untuk memahami al-Quran dengan mengajak mereka belajar bahasa Arab dan seterusnya. Di sinilah arti penting terjemahan al-Quran. Selain Iran, beberapa negara telah berupaya menerjemahkan al-Quran ke dalam bahasa-bahasa di dunia. Saudi Arabia menerjemahkan al-Qur’an ke 48 bahasa, Mesir (al-Azhar) ke 10 bahasa, Libya era Khadafi ke 10 bahasa.

Marzuki Amin yang pernah terlibat dalam penerjemahan al-Quran. Versi terjemahan terbanyak adalah dalam bahasa Urdu. Dalam bahasa Persia, terdapat 170 versi. Kami ditunjukkan rak beberapa versi terjemahan al-Quran dalam bahasa Indonesia juga.  Selanjutnya, kami dipandu memasuki ruangan koleksi buku-buku berbagai disiplin ilmu. Menurut pengelola, penerjemahan al-Quran harus mengerti latar budaya. Selain itu, kami diajak ke ruangan lain yang berisi kamus-kamus dari berbagai negara dan bangsa.

4. Berkunjung ke Universitas Perbandingan Agama dan Mazhab

Di Universitas Perbandingan Agama dan Mazhab (UPAM) diterima langsung oleh Presiden/Rektornya. Presiden Univesitas pun cukup familier dengan Indonesia. Dia menyampaikan bahwa ia ingin membawa keluarganya ke Indonesia. Bahkan, sudah beli tiket untuk berangkat. Namun, karena Covid 19, mereka gagal ke Indonesia.

Dalam pandangannya, Indonesia adalah negara besar dengan ribuan pulau. Beliau pernah ke Indonesia. Mengunjungi berbagai kota besarnya. Baginya, Indonesia adalah negara yang penting bagi Iran.  Ia bercerita, pernah bertemu dengan Presiden Soeharto, dan Habibi, menjalin komunikasi baik dengan Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama. Ia berkisah, di Era Soeharto, sulit sekali memasukan Tafsir al-Mizan karya Allamah Thabathabai ke Indonesia. Karenanya, lembaganya mencetak al-Mizan secara khusus. Dicetak di Indonesia. Sekarang karya Thabathabai tersebut sangat dikenal di Indonesia.

5. Pengalaman Shalat Jum’at

Pada tanggal 24 Novermber 2023. Kami melaksanakan shalat Jum’at. Di Iran, Jum’at adalah hari libur. Kami akan menghadiri shalat Jum’at di Masjid al-Quds. Jum’atan diselenggarakan dengan berkonsentrasi pada masjid besar (jami’). Suasananya, mirip shalat lebaran di Indonesia. Tumplek di satu tempat. Yang ikut Jum’atan, saya, pak Endun Abdul Haq, pak Nurul Iman dan pak Sofyan didampingi Ustaz Soharbul. Kami berangkat dengan bis kecil.

Sesampainya di Masjid al-Quds, kami memasuki pelataran masjid. Ada penjagaan ketat. Kami diperiksa. Barang-barang dicek. Penjagaan cukup ketat untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak diinginkan yang mana shalat Jum:at, terutama imamnya, terkadang, menjadi sasaran penyerangan. Rahbar, Imam Ali Khamenei, pernah diserang bom saat khutbah Jum’at.

Tersedia kresek untuk menyimpan alas kaki. Kami shalat agak di tengah masjid. Khatib berkhutbah. ada penjaga di kanan dan kiri khatib. Selalu ada pesan politik disampaikan, terutama pesan anti imprealisme Israel, Amerika dan Inggris. Begitu kata Ustaz Soharbul ngasih “clue” bagi kami yang hanya tahu “syuma” dalam bahasa Farsi.

6. Mengenal Perjuangan Imam Khomeini: Revolusi Yang Dimulai Dari Rumah Sederhana

Pribadi agung ini diyakini telah sampai pada maqam ke-4, tingkatan akhir, dalam 4 perjalanan ruhani (al-asfar al-arba’ah) Mulla Shadra. Dialah yang mendidik para tokoh Revolusi Islam Iran, seperti Muthahari, Bahesti. Rahbar Imam Ali Khamenei pun pernah belajar padanya. Sekitar 5 tahunan karena beliau pulang ke kampung halamannya, merawat orang tuanya. Luar biasanya, meski singkat, Imam Ali khamenei dianugerahi ilmu Imam Khomenei seolah belajar puluhan tahun. Ayatullah al-Udzma Ahmad Ruhullah al-Musawi Khomeini. Biasanya disingkat: Imam Khomeini.

Dipandu Syekh Barati dan didampingi Ustaz Ismail Amin, kami naik bis, dari Rektorat al-Mustafa International University, ke kediaman Imam Khomeini. Tak terlalu jauh. Kami langsung ke depan pintu rumah Imam Khomeini. Masih tutup. Mungkin, akan buka pukul 15.30. Masih ada waktu 30 menitan. Syekh Barati bercerita, ada perempatan dekat rumah Imam Khomeini ini yang merupakan awal demonstrasi melawan rezim Reza Pahlevi.

Setiap Imam Khomeini mengisi pengajian di Masjid Salmosi, selalu dipadati masyarakat. Membludak. Revolusi besar yang dimulai dari masjid kecil. Bukan sebuah kebetulan. Kebenarannya adalah tak ada yang tak mungkin bila Allah menghendaki.  Setelah itu, kami berjalan menyusuri lorong jalan Masjid Salmosi. Ada yayasan yang didirikan oleh Filsuf besar, Ayatullah Taqi Misbah Yazdi. Dan, hampir di ujung jalan, rumah kediaman terakhir Ayatullah Ahmad Behjat. “Dirimu mendapat keberkahan Ayatullah Ahmad Behjat,” kata Syekh Barati pada saya. Jadi, sebelumnya, Ayatullah Ahmad Behjat tinggal di dekat Haram Sayyidah Fatimah Ma’shumah. karena perluasan beliau pindah ke dekat bekas kediaman Imam Khomeinii itu. Beliau tinggal di situ beberapa hari sebelum beliau wafat. Ayatullah Ahmad Behjat, sufi besar itu dimakamkan berjejeran dengan Ayatullah Taqi Misbah Yazdi di Haram Sayidah Fatimah Ma’shumah.

Kembali berjalan menuju rumah Imam Khomeini. Kami melewati rumah perwakilan Marja’ Besar Irak, Ayatullah Ali Sistani. di depan bangunan rumah Imam Khomeini, ada dua pintu. Pintu sebelah kiri adalah khusus untuk keluarga Imam. Sedangkan yang kanan adalah pintu yang diperuntukan untuk para murid dan koleganya. Kami masuk melalui pintu keluarga Imam. Ada taman, kolam di tengahnya. Di dinding terdapat poster besar Imam Khomeini dan satu poster saat pemakaman Imam yang dihadiri jutaan manusia.

7. Dialog Dengan Rektor Al-Mustafa International University

Pada tanggal 25 Novermber 2023 setelah dua jam kajian Sistem Intelektual Islam bersama Dr. Muhamad Ali, kami langsung bergerak ke Rektorat Al Musthafa International University (MIU). Dengan personil lengkap, didampingi penerjemah Ustaz Ismail Amin dan seorang 2 orang staf MIU, kami naik bis. Sesampainya di Rektorat MIU, disambut hangat. Memasuki gedung Rektorat, di bagian bawah ada photo booth- photo booth yang menunjukan bagian-bagian MIU, buku, jurnal karya dosen dan mahasiswa MIU, penghargaan dan cenderamata lembaga-lembaga yang pernah datang ke MIU.

Kami beranjak ke lantai atas. Saya cukup terkesan karena di salah satu dinding masuk ke rektorat MIU terdapat poster lumayan besar. Gambar gedung yayasan Paramadina di Pondok Indah, yang sekaligus kampus Islamic College for Advance Studies (ICAS)-Paramadina.  ICAS Paramadina merupakan program hasil kerjasama MIU dan Universitas Paramadina yang digagas Prof. Nurcholish Madjid (Cak Nur), Jalaluddin Rakhmat (Kang Jalal), Haidar Bagir dan kawan-kawan.

Prof. Abbasi menyampaikan rasa terimakasih atas kunjungan rombongan short course. Berkat Prof. Dr. Hossein Muttaqi, perwakilan MIU di Indonesia, program ni bisa terselenggara.

Dr. Anwar Sanusi, Dekan Fakultas Ushuludin dan Adab IAIN Syekh Nurjari Cirebon menyampaikan pengenalan kampus IAIN Syekh Nurjati. Lalu, menyampaikan juga berbagai potensi kerjasama, misalnya pertukaran mahasiswa dan dosen, kerjasama riset dan lain-lain. Penyelenggaraan acara bersama, seperti webinar internasional yang melibatkan MIU, IAIN Syekh Nurjati dan Universitas Islam al-Ihya secara berkala. Kemudian, tak lupa, pak Dekan menghaturkan terimakasih atas pelayanan yang maksimal, terutama saat beliau sakit, dirawat selama 5 hari di kota Masyhad.

Prof. Abbasi menyambut baik rencana kerjasama MIU dengan 3 universitas Indonesia ini. Beliau berharap bisa terealisasi, mewujud dalam ragam bentuk kerjasama. alhamdulillah. Beliau mengatakan, pernah ke Indonesia. Mengisi seminar yang diselenggarakan Paramadina juga. Selesai dialog, seperti biasa, berfoto bersama. Mengutip Dr. Anwar Sanusi,”Al-Mustafa International University is the best. always the best.”