Duta Besar RI untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi, menulis buku ‘Cinta Keduaku Berlabuh di Ukraina Memoar Seorang Duta Besar 2017-2021’. Ia pun melakukan bedah buku tersebut di aula Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jumat (15/7/2022).
Usai bedah buku, ia berujar bahwa buku tersebut ditulisnya sejak hari pertama ia bertugas sebagai Dubes Ukraina pada April 2017 hingga Oktober 2021. Sehingga, tak heran buku ini isinya komplet selama perjalanan ia menjadi Dubes selama 4 tahun 6 bulan 9 hari.
“Yang melatarbelakangi saya untuk menulis buku ini adalah pengalaman tugas diplomatik yang bisa dijadikan pedoman bagi diplomat Indonesia saat menjalankan tugasnya suatu hari menjadi Dubes,” ujar Yuddy.
Selain itu, menurut Yuddy, buku ini bisa memberikan informasi tentang budaya serta sejarah Ukraina sehingga bisa merekatkan persatuan bangsa.
“Buku ini rinci sekali menceritakan bagaimana saya hari pertama menjadi Dubes hingga hari terakhir saya di Ukraina,” tuturnya.
Ia juga mengatakan, buku tersebut merupakan buku ke-17 yang ditulisnya, dan selama jadi Dubes Ukraina ia sudah menulis empat buku.
“Buku ini bisa menjadi legacy bagi masyarakat. Ini juga menjadi sejarah bagi saya, saya jatuh cinta terhadap Ukraina, selama 4 tahun 6 bulan 9 hari di Ukraina hampir semua kota saya kunjungi dan bertemu wali kotanya. Sehingga saat Rusia menyerang Ukraina saya sangat sedih, saya jadi ingat hari pertama dan terakhir di sana. Di sana orang-orangnya cinta damai dan bersahaja. Buku ini menggambarkan indahnya Ukraina dan juga keseharian saya di sana,” ungkapnya.
Ia pun berharap buku ini bisa menjadi inspirasi. Dan tiap rupiah dari penjualan buku ini akan disumbangkan untuk rakyat Ukraina.
Yuddy juga mengapresiasi Presiden Jokowi yang mengunjungi Ukraina pada akhir Juni lalu. Menurutnya, itu adalah bukti komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia.
“Dan juga komitmen kita untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan karena perang di Ukraina merusak tatanan kehidupan dan menimbulkan kegetiran. Kedatangan Presiden Jokowi juga merupakan bukti bahwa Indonesia menyatakan sikap anti perang,” tegasnya.
Direktur Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, H.Dedi Djubaedi yang turut menghadiri bedah buku ini mengatakan, bedah buku merupakan kegiatan akademik yang pantas dilaksanakan perguruan tinggi karena menggunakan sistem analisis yang kritis.
“Sehingga sebuah buku menjadi bukan hanya terkoreksi tapi juga menjadi driving factor atau faktor picu untuk posibilitas implementasi konten yg relevan dalam kehidupan yg lebih universal,” ujarnya.
Menurutnya, karya besar Yuddy Chrisnandi saat menjadi duta besar meski berjudul sangat romantik namun isinya sarat dengan muatan konsep kebijakan, kearifan dan inspirasi bagaimana membangun tatanan peradaban bermartabat di Ukraina yang didasari oleh kekuatan cinta.
“Melabuhkan cinta universal di negara yang sedang dilanda konflik menjadi sangat signifikan sebagai wujud sensitivitas, caring dan giving serta membantu solusi yang produktif,” kata dia.
Ia menambahkan, dalam uraian buku tersebut tersimpul pentingnya etos kerja, kinerja yang melampaui tugas formal semata melainkan juga bagaimana membangun komunikasi, kolaborasi dan sinergitas pembangunan yang lebih bermartabat.
“Dengan cinta IAIN syekh Nurjati Cirebon berharap terus membangun silaturahim yang lebih intens dengan Ukrania dalam program konkrit dalam bentuk sharing pengetahuan dan pengalaman seperti melalui studium general, FGD , seminar internasional, dll, terkait pembangunan ekonomi, politik, kebudayaan dan agama,” tuturnya.