UIN Siber Cirebon – Rumah Moderasi Beragama (RMB) Sejati UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, yang juga dikenal dengan Cyber Islamic University (CIU), kembali menunjukkan komitmennya terhadap penguatan toleransi beragama melalui kegiatan Gebyar Toleransi dan Bhineka Tunggal Ika yang digelar di Aula Pascasarjana UIN SSC pada 11 Desember 2024. Acara yang melibatkan lintas iman ini berhasil mengumpulkan lebih dari 150 peserta dari berbagai kalangan dan memadukan seni serta budaya sebagai medium memperkuat nilai kebersamaan.
Kegiatan yang mendapat dukungan penuh dari Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI ini merupakan kolaborasi antara Lakpesdam NU Kota Cirebon, HMJ IQTAF UIN SSC, Lesbumi NU Kota Cirebon, Lazisnu Kota Cirebon, dan IPPNU Kota Cirebon. Acara dibuka dengan doa lintas iman oleh tokoh agama, termasuk Js. Suryana Erawan (Konghucu), PMd. Toto Sutanto (Buddha), Made Supartini, S.Ag. (Hindu), Pdt. Heru Kusumo (Kristen), Romo Antonius Haryanto, Pr. (Katolik), dan Kiai Miftah Faqih (Islam).
Sebelas penampilan seni dan budaya dari berbagai daerah di Ciayumajakuning turut memeriahkan acara. Pertunjukan tersebut meliputi Tari Medley Wonderful Indonesia, Tari Buyung, Wushu, Tari Jauk Manis dari Bali, Musik Tradisional Kontemporer, Puisi Monolog, hingga Tari Topeng Cirebon. Penampilan ini menjadi simbol harmonisasi keberagaman dalam seni budaya, menggambarkan semangat toleransi dan persatuan.
Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Dr. H. Ilman Nafi’a, M.Ag., dalam sambutannya menegaskan bahwa UIN Siber Syekh Nurjati terbuka untuk semua agama. “UIN Siber ini milik semua agama. Menteri Agama sudah menekankan agar UIN menjadi open university yang inklusif. Pertemuan lintas iman ini menjadi momentum memperkuat semangat kebersamaan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika,” jelasnya.
Mohamad Yahya, Direktur RMB Sejati, mengingatkan pentingnya menjaga indeks toleransi di wilayah Ciayumajakuning. “Indeks toleransi harus terus dijaga. Kasus-kasus intoleransi di Cirebon dan Kuningan menjadi alarm agar kita senantiasa mengawal nilai kebhinekaan,” tegasnya.
Ketua PCNU Kota Cirebon, Mustofa Rajid, menambahkan bahwa kolaborasi lintas agama seperti ini penting untuk menjaga kebersamaan. “NU akan terus menjalin kerja sama dengan semua agama demi terciptanya kerukunan umat,” ungkapnya.
Romo Toto Sutanto dari perwakilan umat Buddha mengingatkan perlunya kehati-hatian dalam memahami isu agama. “Pemahaman moderasi beragama sangat penting agar kita tetap moderat dan tidak mudah terprovokasi,” katanya.
Satori, anggota Densus 88 Kota Cirebon, menyampaikan apresiasinya kepada RMB Sejati. “Mahasiswa harus waspada terhadap lingkungan yang berpotensi memicu disintegrasi. Semoga RMB Sejati terus menjadi simbol kedamaian dan moderasi,” tuturnya.
Acara ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat semangat toleransi dan kebersamaan di Ciayumajakuning. Melalui seni, budaya, dan dialog lintas agama, RMB Sejati UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon terus berkomitmen membangun masyarakat yang harmonis dan saling menghargai perbedaan.