Hari Kedua Evaluasi Program UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Hadirkan Dr. H. Ahmad Hidayatullah, M.Pd sebagai Narasumber: Dorong Inovasi Tata Kelola BLU

UIN Siber Cirebon – Kegiatan “Evaluasi Program Kegiatan Tahun Berjalan 2025 dan Persiapan Penyusunan Pagu Definitif Tahun 2026” di Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon memasuki hari kedua dengan pembahasan yang semakin strategis. Fokus utama kali ini adalah penguatan tata kelola Badan Layanan Umum (BLU) guna mendukung efektivitas dan efisiensi layanan pendidikan tinggi. (12/09).

Hadir sebagai narasumber utama, Dr. H. Ahmad Hidayatullah, M.Pd, selaku Kepala Biro Keuangan dan BMN Kementerian Agama RI, yang membawakan materi bertajuk “Tata Kelola Badan Layanan Umum: Inovasi Pengelolaan Aset untuk Meningkatkan Pendapatan Layanan”. Sementara acara dipandu oleh Dr. H. Susari, M.A., Kepala Biro Administrasi, Keuangan, dan Umum (AKU) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.

Transformasi PTKN Menuju BLU Unggul

Dalam paparannya, Dr. Ahmad menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap konsep PTKN BLU (Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Badan Layanan Umum) sebagai entitas layanan publik yang dikelola secara efisien dan inovatif.

“Negara hadir untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Dalam konteks perguruan tinggi, hal ini diwujudkan melalui BLU sebagai ‘quasi public goods’ yang harus dikelola dengan keseimbangan antara fleksibilitas, kreativitas, dan tata kelola yang baik (governance),” jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi bahwa PTKN sebagai Satuan Kerja (Satker) sejatinya dituntut untuk memberi layanan optimal kepada masyarakat (mahasiswa, alumni, dan pemangku kepentingan lainnya) dengan tata kelola modern, efisien, dan berorientasi pada manfaat.

Peluang dan Tantangan BLU

Dr. Ahmad Hidayatullah juga memaparkan berbagai keistimewaan pengelolaan BLU, antara lain:

  • Pendapatan dapat langsung digunakan tanpa harus disetor ke kas negara,
  • Belanja fleksibel dengan batasan anggaran,
  • Peluang investasi jangka pendek,
  • Pengelolaan piutang usaha dan pengadaan aset dengan sistem cicil,
  • Sistem remunerasi khusus dan penetapan tarif layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan,
  • Pengecualian dari aturan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) secara umum,
  • Optimalisasi aset dan idle cash untuk mendorong produktivitas.

Namun, semua fleksibilitas ini tetap harus dibarengi dengan sistem pengawasan yang kuat seperti pembentukan SPI, audit oleh KAP, penyusunan KPI dalam kontrak kinerja, hingga rating maturitas kelembagaan.

“Kunci keberhasilan BLU adalah menyeimbangkan antara governance yang kuat dan kreativitas dalam pengembangan layanan. Kita harus mulai berpikir layaknya entitas swasta, namun dengan nilai-nilai transparansi dan akuntabilitas publik,” tambahnya.

Interaksi Aktif dan Semangat Inovasi

Kegiatan yang berlangsung secara partisipatif ini diwarnai dengan antusiasme para peserta, yang aktif mengajukan pertanyaan seputar tantangan teknis, regulasi, hingga strategi implementasi BLU di tingkat PTKN.

Dr. Ahmad juga memberikan dorongan agar PTKN mulai mengembangkan strategi pembiayaan kreatif seperti endowment fund, diversifikasi sumber pendanaan, dan efisiensi anggaran berbasis skala prioritas.

“Dari 76 PTKN lingkup Kemenag, baru 28 yang berstatus BLU, dan hanya 14 di antaranya yang telah menerapkan sistem remunerasi secara penuh. Ini tantangan sekaligus peluang besar bagi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon,” tegasnya.

Menuju BLU Mandiri dan Adaptif

Melalui kegiatan ini, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menunjukkan komitmen kuat untuk menjadi bagian dari ekosistem perguruan tinggi keagamaan yang modern, mandiri, dan berdaya saing tinggi.

Dengan menghadirkan pakar langsung dari Kemenag RI dan membuka ruang diskusi strategis, evaluasi program tidak hanya menjadi agenda teknis semata, tapi juga momentum untuk membangun fondasi tata kelola kampus berbasis BLU yang inovatif dan berkelanjutan.