Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag (Rektor) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menghadiri Festival Multikulturalisme Kota Cirebon yang digagas oleh Kementerian Agama (Kemenag RI) di Kawasan Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Acara tersebut dihadiri Staf Khusus Kemenag, Dr. H. Nuruzzaman, S.Ag., M.Si serta Kepala Kantor Kemenag Kota Cirebon, Asep Saefudin Jazuli, M.Si, Perwakilan Pemda Kota Cirebon, TNI-Polri, tokoh lintas agama dan pelajar. Sabtu (03/06/2023)
Dalam kesempatan itu Dr. H. Nuruzzaman, S.Ag., M.Si (Staf Khusus Kemenag) menginginkan, lembaga-lembaga di bawah naungan Kemenag mencerminkan sikap inklusivitas bagi semua kalangan. Sebab itu, pihaknya mendukung penuh inisiatif kebijakan yang menghidupkan spirit toleransi dan keterbukaan.
Langkah progresif ditempuh Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag (Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon) di tahun pertama merancang kampus inklusif melalui pembukaan pendaftaran mahasiswa non muslim. Oleh karena itu, beliau pun berkomitmen menjadikan IAIN Cirebon sebagai kampus inklusif. Memberikan hak yang sama kepada semua warga negara Indonesia untuk menempuh pendidikan tinggi. Pun bagi mereka yang non muslim. “Karena Kementerian Agama ini terbuka ya. Seyogyanya keterbukaan itu juga dimilki oleh lembaga-lembaga di bawah Kementerian Agama. Salah satunya adalah IAIN Cirebon”.
Menurut beliau, kebijakan penerimaan mahasiswa non muslim di IAIN Cirebon bagian dari proses transformasi menjadi Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Indonesia (UINSSI) yang sudah digaungnya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. “IAIN Cirebon yang juga bersifat inklusif menerima semua calon-calon mahasiswa dari semua agama, semua golongan dan etnis untuk turut bersama paling tidak membangun potensi daerah dan melanjutkan tradisi akademik”.
Beliau juga menyampaikan, mahasiswa non muslim bisa mendaftar di semuan jurusan umum. Seperti informatika, ekonomi, sosial, biologi maupun matematika. Mahasiswa non muslim bakal menerima kurikulum khusus sesuai bidang keilmuannya. “Bidang ilmu yang bersifat umum ada informatika, ada komputer, ilmu ekonomi atau ilmu sosial yang memang sesuai bidang keilmuannya”. Beliau menambahkan, mahasiswa non muslim tidak diwajibkan menempuh mata kuliah Islam. “Nggak. Itu yang tentu untuk mahasiswa nanti akan ada penyesuaian kurikulum”.
Secara teknis, perkuliahan untuk mahasiswa non muslim bakal disesuaikan dengan kondisi. “Itu sesuai dengan kondisi ya. Bisa dicampur secara bersamaan. Bisa juga kalau mahasiswanya banyak bisa dipisah”. Kebijakan pendaftaran mahasiswa non muslim ini bakal diberlakukan mulai tahun ajaran 2024. “Paling tidak kita memberikan peluang dan hak yang sama bagi semua warga masyarakat ketika ingin kuliah di IAIN Cirebon,