Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fathul Muluk Papua mengunjungi IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (20/12/2018).
Kunjungan ini dilakukan IAIN Fathul Muluk dalam rangka melakukan studi pengembangan kelembagaan untuk kampus IAIN Fattahul Muluk, pertukaran Dosen dan KKN Nusantara.
Rektor IAIN Fathul Muluk, Habib Idrus Al Hamid mengatakan, pihaknya sengaja memilih IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk melakukan studi pengembangan kelembagaan kampus, karena IAIN Syekh Nurjati Cirebon mempunyai pengalaman yang panjang saat transisi dari STAIN menjadi IAIN.
“IAIN Syekh Nurjati Cirebon telah hadir sebagai bagian dari pengembangan dari UIN. Pengalaman IAIN yang dulu STAIN sampai sekarang hendak menjadi UIN akan kita pelajari,” kata Habib Idrus seusai pertemuan dengan pejabat di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Dengan demikian, Idrus menilai dari sisi lembaga, IAIN Syekh Nurjati Cirebon benar- benar memiliki kematagan dari sisi regulasi.
“Sehingga kami IAIN yang berasa di Papua mencoba untuk mengembangkan kelembagaan karena deskripsi kampus kami sebagai tempat dimana berbagai dialog keagamaan itu dilakukan. Pertentangan-pertentangan dengan simbol- simbol agama itu agar mampu diredam,” katanya.
Menurutnya, orang- orang di bagian timur Indonesia melihat islam sebagai agama yang menyeramkan. Sebab menurutnya saat ini memang terjadi hal- hal yang membuat Islam sebagai agama yang seram. Idrus mencontohkan sekelompok orang yang menganggap kafir karena tidak sepaham dengan kelompok tersebut.
“Nah kami melihat di Cirebon itu nilai-nilai agama yang dikembangkan sangat halus berbasis kultur yang kental,” katanya.
Idrus mengatakan, saat ini IAIN Papua memiliki tantangan yang cukup kompleks, salah satunya bagaimana caranya untuk mendidik orang-orang Islam yang secara umum tidak bersentuhan langsung dengan pondok pesantren.
“Kita juga ingin hadirkan, pusat studi agama dan sosial kita kembangkan di IAIN Papua karena kita ingin tampilkan agama hadir sebagai solusi, bukan menjadi masalah,” ujarnya.
Wakil Rektor I IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Saefudin Zuhri mengatakan, ada beberapa hal yang dijajaki untuk melakukan kerja sama. Sebagai sesama Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri, menurut beliau IAIN Syekh Nurjati Cirebon perlu kerja sama dengan IAIN Fathul Muluk Papua.
“Ini sebagian awal maka nanti akan ada pemetaan dan identifikasi lagi apa yang bisa dikerjasamakan,” kata Saefudin.
Saefudin juga mengatakan, ada beberapa hal yang memungkinkan dijajaki kerja sama di antaranya yaitu KKN bersama dan pertukaran antar dosen.
“Nanti bisa belajar budaya dan dinamika di Papua,” katanya.