Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menerima kunjungan dari IAIN Batusangkar, Sumatera Barat yang dipimpin langsung oleh Dr. H. Kasmuri, M.A (Rektor IAIN Batusangkar) didampingi unsur pimpinan. Rombongan diterima langsung oleh Dr. H. Sumanta Hasyim, M.Ag (Rektor) didampingi unsur pimpinan di ruang senet rektorat lantai 2 IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjalin kerjasama sekaligus penandatanganan MoU IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan IAIN Batusangkar, Sumatera Barat. Senin (09/03).
Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. H. Sumanta Hasyim, M.Ag menjelaskan, penandatangan nota kesepahaman ini dapat dijadikan sarana untuk sharing berbagai informasi dari kedua kampus tersebut. Pasalnya, baik IAIN Syekh Nurjati Cirebon maupun IAIN Batusangkar sama-sama tengah berupaya untuk bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). “Kegiatan ini juga sebagai wadah untuk sharing, karena kita sama-sama sedang menuju ke universitas. Nota kesepahaman ini harus dibreakdown oleh fakultas dan lembaga, salahsatunya dengan melakukan pertukaran dosen atau berbagai hal lainnya untuk peningkatan mutu semua unit di kedua kampus ini.” (Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon).
Beliau juga mengungkapkan, dengan adanya penandatangan kerja sama ini pihaknya mendapatkan program-program yang infotif untuk pengembangan ekonomi syariah. Seperti zakat, infaq, sodaqoh yang telah dilakukan IAIN Batusangkar. “Kalo kita kan baru zakat. Kita akan menindaklanjuti dengan melakukan kunjungan balasan ke sana. Untuk pengelolaan zakat di IAIN Cirebon sendiri sesuai asnaf dan memang pengelolaannya di setiap daerah itu berbeda dan disesuaikan. Harapannya, kita lebih berinofasi lagi dengan melakukan upaya perbaikan sistem kita, sehingga kita bisa melangkah lebih pasti, karena dalam melangkah itu kan ada rambu-rambu yang harus dipatuhi.”
Dalam kesempatan tersebut, Rektor IAIN Batusangkar, Dr H Kasmuri MA menyampaikan, saat ini kampus yang dipimpinnya tersebut memiliki beberapa mahasiswa dari luar negeri, yaitu salahsatunya mahasiswa dari Kamboja yang berjumlah 4 orang. Karena, kata dia, saat ini umat Islam di negara tersebut memang tengah membutuhkan bantuan, khususnya perguruan tinggi Islam di Indonesia. “Barangkali IAIN Syekh Nurjati Cirebon butuh bantuan IAIN Batusangkar untuk berkerjasama di luar negeri, umpamanya di Semenanjung Malaysia, seperti Thailand, Kamboja, dan sebagainyna. IAIN Batusangkar siap membantu IAIN Syekh Nurjati Cirebon.” (Rektor IAIN Batusangkar).
Beliau juga menjelaskan, MoU yang dilakukan kedua kampus ini adalah kerjasama sebagaimana umumnya yang dilakukan perguruan tinggi lainnya. Yaitu di bidang pendidikan dan pengajaran. Seperti tukar menukar dosen, KKN mahasiswa, termasuk penulisan jurnal, dan lain sebagainya yang memiliki nilai positif untuk kedua kampus ini. “Kita melihat IAIN Cirebon juga kemajuannya sangat pesat, banyak akreditasinya dan kemajuan jumlah mahasiswanya sangat pesat yang mungkin bisa ditiru IAIN Batusangkar. Melalui kerja sama ini mungkin ada yang bisa ditiru IAIN Cirebon dari IAIN Batusangkar, maupun IAIN Batusangkar meniru IAIN Cirebon. Dari kerja sama yang urgen untuk dilaksanakan mungkin tukar menukar dosen dan KKN mahasiswa.” (Rektor IAIN Batusangkar).