Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar pelatihan bagi dosen Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan mengundang pemateri dari Universitas Telkom. Kegiatan tersebut merupakan wujud keseriusan IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang menerima mandat langsung dari menteri agama RI menjadi Universitas Islam Siber Indonesia. Peserta yang diundang adalah para dosen dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam dan PTIPD. Kegiatan tersebut juga merupakan persiapan menyambut Asesmen Lapangan terkait pembelajaran online (PJJ) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. (27/04)
Wakil Rektor II IAIN Cirebon, Dr. Kartimi, M.Pd menjelaskan, ada sejumlah materi yang disampaikan. Misalnya manajemen pengelolaan e-learning untuk pimpinan dan keterampilan pembelajaran online untuk dosen yang diisi oleh perwakilan dari Telkom University, Bandung. Bertindak sebagai moderator secara bergantian yakni Dr Ayus Ahmad Yusuf MSi dan Dr Darwan Mkom. “Sehubungan akan ada Asesmen Lapangan berkaitan kesiapan dalam melaksanakan pembelajaran online di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, maka kami bermaksud mengundang peserta pada acara tersebut.” (Warek II)
Sementara itu, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Dr. Ayus Ahmad Yusuf, M.Si mengatakan, pembelajaran online tak hanya merespon situasi pandemi Covid-19, juga sebagai proyek jangka panjang transformasi IAIN Cirebon menjadi universitas siber. Sehingga sistem pembejalaran online jadi kebutuhan mutlak. Peserta tak hanya diberi pembekalan teknis terkait pelaksanaan pembelajaran online. Juga bakal disertifikasi agar kualifikasnya sesuai dengan standar mutu. Mulai dari dosen, tutor hingga pengelolanya. “Dalam penambahaan konten itu juga bagaimana persoalan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari kreatif kontennya, persiapan dosennya, infrastruktur dan lainnya.”
Beliau juga menjelaskan, saat ini, baru Prodi PAI yang menjadi pilot project pembelajaran online. Hal itu, kata Ayus, dilatari masih banyaknya guru madrasah dan pesantren yang belum mengeyam pendidikan S1. Para guru ini terkendala jarak dan ruang ketika harus kuliah tatap muka. “Ada 52 ribu guru madrasah dan pesantren yang belum sarjana ngajar PAI. Meraka ingin kuliah tapi tidak bisa meninggalkan madrasah atau pesantrennya. Sehingga potensi jadi sarjana itu dengan PJJ.”