IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar kegiatan Workshop Pengisian Aplikasi Sistem Manajemen Strategi Elektronik (eSMS) tahun pelaporan 2021 dan diikuti oleh seluruh unsur pimpinan dan bagian yang berkompeten, di salah satu hotel di Kota Cirebon, Jum’at (20/5/2022).
Kepala Biro (Karo) Administrasi Umum Akademik dan Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Ir Sunarini, M.Kom dalam sambutannya menjelaskan, bahwa ada beberapa hal pada kegiatan ini yang perlu kita samakan.
Karena eSMS itu tidak lain menggambarkan siapa kita. Artinya, kalau kita baik tetapi kita tidak pernah mau menunjukkan baik kita.
“Ini bukan sombong, tetapi orang harus tahu kalau aku seperti ini. Kalau kita bisa bahasa Inggris tetapi saat ditanya kita diam saja, seperti tidak bisa berbahasa inggris. Nah eSMS itu seperti ini,” paparnya.
Jadi, kata Sunarini, kita bisa seperti ini, kita tunjukkan, jika kita bisa di DI, DII, DIII dan DIV, karena berdasarkan dari data dan informasi yang disampaikan.
Maka, skspresikanlah apa yang kita miliki dalam mengisi instrumen-instrumen yang ada di eSMS.
Kalau kita lihat, lanjutanya, senarnya banyak informasi yang bisa kita masukan ke instrumen-instrumen, tapi terkadang kita bingung sendiri, seperti mana barangnya, datanya dan lain sebagainya.
Sunarini juga mencontohkan pada beberapa instrumen yang dibuka dirinya, contohnya salah satunya saat membuka instrumen di SPI. Di mana SPI itu kalau ada pelaksana, ada PPK, saat akan melaksanakan kegiatan musti tanya dulu ke SPI. Tapi karena ini belum ditampilkan, belum diuploadkan datanya, bahkan jangan-jangan belum terekam pada satu form yang lengkap, karena harus ditampilkan pada suatu tabel.
“Jadi, inilah hal-hal yang kadang kita tidak menyadari jika itu penting yang menunjukkan salah satu bentuk, jika kita punya kinerja terkait hal itu,” terangnya.
Sunarini mengaku, berdasarkan apa yang sudah direkam pihaknya, terdapat 179 instrumen dari 13 unit dan itu belum termasuk Pasca. Dan dari 179 instrumen itu ada yang belum lengkap data dukungnya, ada juga yang masih merah.
“Merah itu bisa jadi memang belum diisi, tetapi ada juga yang diisi tetapi nilainya kurang,” jelasnya.
Kendati demikian, kata Sunarini, kita masih di level 1 yaitu kerjasama dengan luar negeri. Itu kita masih dibawah sepuluh.
Sunarini juga kembali mengulas eksistensi SPI, di mana kalau SPI mampu merekam semua saran atau masukan dalam melaksanakan kegiatan karena pengawasan tadi itu bisa menambah nilai.Tetapi kalau seperti LPM yang baru punya tujuh kerjasama itu belum bisa kita masuk ke level dua.
“Inilah kondisi kita, maka kita harus segera mengupgrade, meningkatkan dan membuat kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan level kita,” katanya.
Untuk itu, Sunarini berharap, kepada masing-masing unit bisa saling mengecek dan memperbaikinya. Jadi hal-hal yang masih bisa kita perbaiki, ya kita perbaiki karena waktunya masih ada sampai dengan 10 Juni 2022. Dan untuk kelengkapan data, bahwa data tidak senantiasa dimiliki oleh teman-teman operator.
“Silahkan berkomunikasi kepada level atasnya karena di eSMS ini dua, satu ada operatornya dan satu atasanya. Jadi kesesuaian instrumen dan kelayakan data benar-benar harus diperhatikan, karena ini akan mempengaruhi nilai kualitas data tersebut,” tandasnya.