
UIN Siber Cirebon (Pekalongan) – Dosen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Ihsan Sa’dudin, dipercaya menjadi narasumber dalam Pelatihan Moderasi Beragama yang diikuti pimpinan dan dosen UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Selasa (5/8/2025).
Kegiatan yang dibuka resmi oleh Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., ini bertujuan memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai moderasi beragama di kalangan civitas akademika.
Dalam sambutannya, Prof. Zaenal menegaskan bahwa moderasi beragama adalah fondasi penting bagi perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) dalam membangun kehidupan akademik yang harmonis di tengah masyarakat yang majemuk.
“Moderasi beragama bukan sekadar wacana, tetapi harus menjadi sikap dan praktik nyata. Dosen dan pimpinan perguruan tinggi harus menjadi teladan,” tegasnya.
Sebagai narasumber, Ihsan Sa’dudin hadir dengan materi yang memantik kesadaran dan membuka cakrawala berpikir. Ia mengajak peserta menyelami paradigma moderasi beragama secara utuh, membongkar asumsi-asumsi lama untuk kemudian membangun perspektif baru yang lebih inklusif. Melalui pendekatan The Iceberg Model, Ihsan menggambarkan bahwa sikap dan perilaku manusia kerap dipengaruhi oleh lapisan-lapisan nilai, keyakinan, dan asumsi tak terlihat di bawah permukaan.
Dalam paparannya, ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi di era globalisasi dan digital, mulai dari arus informasi yang begitu deras hingga potensi polarisasi di ruang publik. Ihsan menekankan bahwa perguruan tinggi harus menjadi role model dalam menginternalisasi nilai-nilai moderasi beragama, bukan hanya di tataran teori, tetapi juga praktik nyata melalui integrasi kurikulum, kegiatan kemahasiswaan, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Moderasi beragama bukan sekadar jargon, tetapi komitmen bersama untuk membangun harmoni di tengah keberagaman,” pungkasnya.
Pelatihan ini diikuti oleh unsur pimpinan, ketua program studi, dan dosen di lingkungan UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan. Para peserta aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait praktik moderasi beragama di lingkungan masing-masing.
Melalui pelatihan ini, diharapkan terjalin sinergi yang lebih kuat antar-PTKIN dalam mewujudkan pendidikan Islam yang inklusif, toleran, dan berorientasi pada kemaslahatan bersama.