
UIN Siber Cirebon (Slendra) – Dalam semangat pengabdian kepada masyarakat, Kelompok KKN 66 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon telah sukses melaksanakan sejumlah program unggulan di Desa Slendra, Kecamatan Gegesik, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pengelolaan limbah. Selama lebih dari dua minggu, kelompok ini aktif menjalankan program edukatif, kreatif, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.(10/08).
1. Pembuatan dan Distribusi Tong Sampah Ramah Lingkungan
Program pertama yang diinisiasi adalah pembuatan tong sampah organik dan anorganik berbahan dasar ember bekas dan kayu penyangga, sebagai upaya konkret dalam mendukung pengelolaan sampah di lingkup pendidikan.
Kegiatan berlangsung dari 21 hingga 29 Juli 2025, kemudian dilanjutkan dengan proses pengalokasian tong pada 30 Juli 2025 ke tiga lembaga pendidikan, yaitu SDN 01 Slendra, SDN 02 Slendra, dan DTA Jamilatun Nurul Hidayah.
“Kami ingin membiasakan anak-anak sejak dini untuk memilah dan membuang sampah pada tempatnya. Harapannya, tong ini menjadi langkah awal dalam membentuk budaya bersih dan peduli lingkungan,” ujar salah satu anggota KKN.
2. Pelatihan Pembuatan Pupuk Hayati dan Pengolahan Minyak Jelantah
Dalam upaya mendukung ekonomi sirkular dan pemberdayaan masyarakat, KKN 66 juga menggelar dua pelatihan praktis yang diikuti warga dengan antusias:
Pelatihan Pupuk Hayati (24 Juli 2025)
Bertempat di depan posko (Rumah Ibu Mumun), pelatihan ini menghadirkan narasumber lokal Bapak Warsita, yang membagikan pengetahuan tentang cara membuat pupuk kompos hayati dari limbah organik rumah tangga. Materi ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi sampah.
Pelatihan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi (5 Agustus 2025)
Dilatih oleh anggota KKN, Gupita Sevia Salsabila, pelatihan ini mengajarkan cara sederhana dan ekonomis mengubah limbah minyak jelantah menjadi produk bernilai seperti lilin aromaterapi. Selain mengurangi limbah, produk ini berpotensi menjadi peluang usaha rumahan.
“Kegiatan ini bukan hanya edukatif, tapi juga membuka mata kami bahwa limbah bisa punya nilai jual tinggi jika tahu cara mengelolanya,” ungkap salah satu peserta pelatihan.
3. Pembuatan dan Pemasangan Plang Edukasi Lingkungan
Program terakhir yang tak kalah penting adalah pembuatan plang edukasi yang berisi informasi tentang jenis-jenis sampah dan waktu penguraiannya di alam. Pembuatan dilakukan pada 4-6 Agustus 2025, dan dipasang pada 7 Agustus 2025 di perempatan jalan dan depan Balai Desa Slendra, titik strategis yang sering dilalui warga.
Plang ini dibuat sebagai pengingat visual bahwa tindakan kecil seperti membuang sampah pada tempatnya dapat berdampak besar bagi kelestarian lingkungan.
“Dengan plang ini, kami ingin menanamkan pesan moral secara langsung dan mudah dipahami oleh semua kalangan,” tutur anggota tim pelaksana.
Kolaborasi dan Semangat Gotong Royong Jadi Kunci Sukses
Seluruh kegiatan ini terlaksana berkat partisipasi aktif masyarakat, dukungan aparatur desa, dan kolaborasi antaranggota KKN. Dukungan penuh juga datang dari Kepala Desa Slendra, Ibu Uum Kumsinih, serta Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Nasehudin, yang memotivasi tim untuk terus menyelaraskan program dengan kebutuhan lokal.
Adapun anggota KKN 66 yang terlibat antara lain:
Arizi Givana, Gupita Sevia Salsabila, Dwi Arliyanti, Hasna Hidayat, Nabilah Alwadiyah, Ananda Restia Nirfazry, Aryadanu, Eka Fuzianti, Fiqih Hamzah, Jihan Fii Sabilillah, Lela Nurlailatur Rohmah, Mochammad Jiran Arfayuha, Moh Fahad Husin, Muhammad Rafi Agung Setiawan, dan Yuliyanti.
Dampak Nyata, Harapan Berkelanjutan
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pengabdian mahasiswa tidak harus besar, tetapi harus berdampak. Mulai dari pengelolaan sampah, pelatihan ramah lingkungan, hingga penyediaan informasi publik yang edukatif, semua dirancang untuk memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat Slendra.
“Program-program seperti ini adalah contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari ide kecil, selama dilakukan bersama dan dengan niat tulus,” tutup Ketua Kelompok KKN 66.