Inovasi KKN 105 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon: Magot, Solusi Cerdas Atasi Limbah dan Buka Peluang Usaha Warga Batembat

UIN Siber Cirebon (Batembat) – Kelompok KKN 105 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menghadirkan solusi cerdas dan berkelanjutan untuk pengelolaan limbah organik melalui kegiatan bertajuk “Workshop Lingkungan Hidup: Magot, Solusi Limbah Organik dan Peluang Usaha Masa Depan” yang digelar pada Kamis, 8 Agustus 2025, di GOR Desa Batembat, mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB.

Workshop ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa dalam pengabdian masyarakat, dengan memperkenalkan budidaya magot sebagai metode inovatif untuk mengatasi limbah organik sekaligus menciptakan peluang usaha berbasis lingkungan (eco-preneurship). Kegiatan ini terbuka untuk masyarakat umum dan mendapat antusiasme tinggi dari warga Desa Batembat.

Magot—larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF)—diperkenalkan sebagai agen biokonversi yang mampu mengurai limbah organik secara cepat dan ramah lingkungan. Inovasi ini dinilai sangat relevan dengan kondisi Desa Batembat, terutama karena keberadaan Rumah Potong Hewan (RPH) milik Pemda Cirebon yang menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar.

Solusi Lingkungan yang Menjawab Kebutuhan Nyata

Narasumber utama dalam workshop ini, Wawan Darmawan, S.Pd.Gr., alumni Tadris Biologi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, menjelaskan bahwa magot bisa menjadi solusi konkret atas masalah limbah sekaligus membuka peluang ekonomi.

“Jangan lagi melihat sampah organik sebagai masalah, tapi sebagai potensi besar. Magot membuka pintu bagi kita untuk menciptakan usaha baru, dari pakan ternak berkualitas hingga pupuk organik, yang semuanya bisa berujung pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” ujar Wawan.

Dalam sesi diskusi, masyarakat tak hanya mendapat pemahaman teoretis, tetapi juga panduan teknis tentang bagaimana memulai budidaya magot di lingkungan rumah. Kegiatan ini mendorong penerapan ilmu bioteknologi yang mudah, murah, dan berdampak langsung.

Antusiasme Warga dan Harapan Baru bagi Ekonomi Lokal

Kegiatan ini juga menggandeng Varidlo Fuad, M.Pd. selaku dosen pembimbing lapangan, serta menghadirkan testimoni dari warga yang ikut serta.

“Saya sangat antusias dan setuju sekali dengan adanya Workshop Lingkungan Hidup ini. Selama ini, kami memang kesulitan mengelola limbah organik, apalagi dari penjagalan. Tapi setelah dijelaskan tentang magot, saya yakin ini solusi yang sangat inovatif dan mudah diterapkan. Apalagi katanya bisa jadi peluang usaha, itu sangat membantu ekonomi warga juga,” kata Fikri, salah satu peserta.

Dampak Ganda: Ekologis dan Ekonomis

Ketua KKN 105, Yoga Adhi, menyampaikan bahwa workshop ini merupakan bagian dari program kerja utama kelompoknya yang fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan ekologis.

“Kami ingin masyarakat tidak hanya paham soal pengelolaan limbah, tapi juga bisa menjadikannya sebagai potensi usaha. Dengan magot, masyarakat bisa mengurangi sampah sekaligus meningkatkan ekonomi. Inilah bentuk nyata kontribusi akademisi kepada masyarakat,” ungkap Yoga.

Kegiatan ini pun mendapat dukungan penuh dari aparat desa, tokoh masyarakat, dan warga sekitar. Dengan adanya workshop ini, KKN 105 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon membuktikan bahwa solusi berkelanjutan dapat lahir dari kolaborasi ilmu pengetahuan, kepedulian sosial, dan inisiatif lokal.

Kesimpulan: Kecil Tapi Berdampak Besar

Melalui edukasi dan implementasi teknologi ramah lingkungan, program ini memberikan dampak ganda—mengatasi persoalan limbah sekaligus membuka jalan menuju kemandirian ekonomi warga. Sebuah langkah kecil dari desa, namun dengan potensi perubahan besar bagi masa depan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.