UIN Siber Cirebon – International Office and Partnership (IOP) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, yang juga dikenal dengan Cyber Islamic University (CIU), sukses menggelar acara pelatihan bertajuk “Global Mindset Mastery: Equipping UIN SSC Students with Intercultural Excellence”. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan komunikasi antarbudaya guna menghadapi tantangan dunia global yang semakin terhubung di era Revolusi Industri 4.0. Senin, (20/01/2025).
Acara yang berlangsung di Kantor IOP, Gedung Siber lantai 5, ini dihadiri oleh mahasiswa lokal dan internasional dari lima fakultas, pejabat kampus, serta akademisi terkemuka. Agenda ini merupakan kelanjutan dari kerja sama antara UIN SSC, University of Adelaide (Australia), dan International Cultural Communication Center Malaysia (ICCCM), yang telah terjalin sejak 2024.
Acara dibuka dengan sambutan dari Direktur IOP, Lala Bumela Sudimantara, Ph.D., yang menekankan pentingnya memahami dan menerapkan prinsip komunikasi antarbudaya di tengah arus globalisasi.
Pidato inspiratif kemudian disampaikan oleh Prof. Rudolf Wirawan, akademisi dari University of Adelaide. Ia menyoroti pentingnya keterampilan adaptasi dalam keberagaman budaya. “Komunikasi antarbudaya bukan lagi sekadar keahlian tambahan, melainkan kebutuhan esensial di era global,” tegasnya. Ia juga mengapresiasi UIN SSC yang berhasil menciptakan ruang bagi mahasiswa untuk merayakan keberagaman sebagai kekuatan kolektif.
Sesi pelatihan dipandu oleh Mr. Ivan Chabibilah, S.S., M.Li., praktisi komunikasi antarbudaya dari ICCCM. Dengan pendekatan inovatif, ia mengintegrasikan elemen bahasa lokal seperti Jawa dan Sunda untuk menunjukkan bahwa bahasa dapat menjadi jembatan dalam komunikasi global.
Pelatihan ini berfokus pada prinsip toleransi, adaptasi, dan pemahaman norma budaya yang berbeda. Peserta mendapatkan strategi praktis untuk menghadapi tantangan komunikasi lintas budaya melalui diskusi interaktif dan simulasi kasus nyata.
Salah satu momen berkesan adalah saat Mr. Chabibilah berbagi pengalaman pribadinya dalam menyelesaikan konflik antarbudaya. Ia menekankan pentingnya mengidentifikasi bias budaya pribadi sebagai langkah awal membangun hubungan yang produktif.
Mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya berpartisipasi aktif dalam diskusi. Mereka berbagi pengalaman dan pandangan, memperkaya wawasan bersama. Topik yang dibahas mencakup kepemimpinan, pengembangan diri, hingga tantangan sosial dalam dunia kerja global.
“Acara ini membuka mata saya tentang pentingnya menghargai perbedaan budaya dalam membangun hubungan yang kuat,” ujar salah satu peserta, Ayu Wulandari, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam.
Acara ditutup dengan ucapan terima kasih dari Direktur IOP. Ia berharap inisiatif serupa terus dilanjutkan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia yang semakin kompleks. Dukungan penuh dari fakultas seperti Fakultas Tarbiyah, Syariah, dan Dakwah menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi global relevan untuk semua disiplin ilmu.
Dengan keberhasilan acara ini, UIN SSC semakin menegaskan komitmennya sebagai pusat pendidikan yang inklusif dan adaptif terhadap keberagaman. Mahasiswa meninggalkan acara dengan bekal keterampilan dan semangat untuk menjadi agen perubahan dalam dunia yang semakin global.
“Kita semua memiliki peran untuk menciptakan dunia yang lebih harmonis melalui pemahaman dan penghormatan terhadap perbedaan,” tutup Mr. Chabibilah, menginspirasi seluruh peserta untuk terus berkembang di masa depan.