Kampanye “Stop Bullying” KKN 26 Mundumesigit: Sekolahku Aman, Aku Bahagia Tanpa Bullying!

UIN Siber Cirebon (Mundumesigit) — Suasana berbeda tampak di ruang kelas MI NU Baitul Ulum dan SDN 1 Mundumesigit. Hari itu, tawa dan antusiasme siswa-siswi mewarnai kegiatan edukatif yang digelar oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 26 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, dalam sebuah kampanye anti-bullying bertajuk “Sekolahku Aman, Aku Bahagia Tanpa Bullying”. (04/08).

Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap maraknya kasus perundungan di lingkungan sekolah dan sosial yang belakangan menjadi perhatian serius. Para siswa dari kelas 3 hingga kelas 6 diajak untuk memahami secara menyeluruh apa itu bullying, berbagai bentuknya, dampak psikologis maupun fisik yang ditimbulkan, serta bagaimana cara mencegah dan menghadapinya.

Kampanye Edukatif dan Interaktif

Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi interaktif oleh tim KKN, yang menjelaskan definisi bullying secara sederhana namun mendalam, termasuk contoh nyata yang sering terjadi di lingkungan sekolah, seperti mengejek, mengucilkan, memukul, hingga menyebar rumor. Disusul dengan sesi diskusi yang melibatkan siswa untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka tentang tindakan perundungan.

“Berani mengatakan ‘stop’ adalah pernyataan penting yang harus disampaikan saat membahas bullying. Dengan bersikap saling menghargai, kita dapat mencegah bullying dan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua anak di sekolah,” ujar Fifi Fitria, bendahara kelompok KKN 26.

Mendorong Empati dan Tindakan Positif

Salah satu fokus utama dari kampanye ini adalah menumbuhkan sikap empati, keberanian untuk melaporkan tindakan bullying, dan kesadaran bahwa setiap anak berhak belajar dalam lingkungan yang aman dan bahagia.

“Bullying merupakan tindakan yang tercela yang tidak boleh terjadi di lingkungan sekolah karena setiap anak berhak merasa aman dan bahagia. Mari kita saling menghormati dan bantu teman kita yang mengalami kesulitan agar sekolah bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk menuntut ilmu,” tegas Ica Vaniya, sekretaris kelompok KKN 26.

Peran Guru dan Orang Tua

Selain menyasar siswa, kampanye ini juga menjadi ajakan terbuka kepada guru dan orang tua untuk aktif mendampingi dan mengawasi perilaku anak di sekolah maupun di rumah. Mahasiswa KKN menyampaikan pesan bahwa deteksi dini dan tindakan cepat dari lingkungan sekitar sangat penting dalam menangani kasus bullying agar tidak berkembang menjadi masalah serius.

Dukungan Siswa dan Harapan Jangka Panjang

Kegiatan ini disambut hangat oleh para siswa, seperti Misbah Fuady dan Muhamad Syehan Ramadhan, yang mengaku senang bisa memahami bahwa membully teman adalah perbuatan salah dan berbahaya. Mereka juga mengatakan akan berusaha menjadi teman yang baik dan siap membantu jika melihat temannya dirundung.

Membangun Budaya Sekolah yang Positif

Kampanye ini diharapkan menjadi langkah awal menciptakan budaya sekolah yang aman dan ramah anak, sekaligus menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengadakan kegiatan serupa. Mahasiswa KKN 26 pun menegaskan bahwa pencegahan bullying bukan hanya tugas guru, tetapi tanggung jawab semua pihak — dari siswa, orang tua, hingga masyarakat sekitar.

Tiga Pesan Kunci dari Kampanye Ini:

  1. Jangan melakukan bullying dan perlakukan teman dengan hormat.
  2. Laporkan segala bentuk bullying kepada guru atau orang tua.
  3. Jadilah teman yang baik, saling menghargai dan mendukung satu sama lain.

Dengan semangat kolaborasi, edukasi, dan empati, KKN 26 Mundumesigit telah membuktikan bahwa kampanye kecil pun dapat membawa dampak besar, terutama dalam membentuk generasi yang peduli, tangguh, dan saling menghargai satu sama lain.