UIN Siber Cirebon (Purwawinangun) – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 35 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali membuat terobosan dalam pengelolaan sampah anorganik dengan menciptakan alat pembakaran sampah minim residu, yang dikenal sebagai incinerator. Alat ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi volume sampah plastik yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Purwawinangun. Jum’at, (09/08/2024).
Desa Purwawinangun menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, terutama karena lokasinya yang berdekatan dengan pasar tradisional serta TPA yang tidak hanya menerima sampah dari warga setempat, tetapi juga dari desa-desa lain di sekitarnya. Akibatnya, tumpukan sampah di TPA tersebut semakin menggunung, menciptakan masalah lingkungan yang serius dan mengganggu kenyamanan warga, terutama yang tinggal di sekitar TPA.
Pembuatan alat incinerator oleh Kelompok KKN 35 berlangsung selama satu minggu, dimulai dari perencanaan hingga penyelesaian alat sesuai desain yang telah dirancang. Setelah alat selesai dibuat, tim KKN 35 melakukan uji coba untuk memastikan fungsinya berjalan dengan baik. Uji coba ini merupakan tahap penting sebelum alat tersebut dioperasikan secara penuh untuk menangani sampah anorganik di desa tersebut.
Setelah uji coba sukses, Kelompok KKN 35 segera melakukan sosialisasi kepada para Ketua RW, RT, dan Kepala Dusun untuk memperkenalkan alat ini serta membahas cara terbaik untuk mengimplementasikannya di tengah masyarakat. Langkah ini diambil agar hasil karya mereka dapat digunakan secara optimal dan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan desa.
Inovasi ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak negatif dari penumpukan sampah plastik dan bahan anorganik lainnya yang sulit terurai. Dengan adanya incinerator ini, masyarakat Desa Purwawinangun diharapkan dapat lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, sekaligus mengurangi volume sampah yang harus ditangani oleh TPA setempat.
Kelompok KKN 35 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon berharap bahwa inisiatif ini akan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola sampah secara mandiri dan efektif, serta mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk kesejahteraan bersama.