KKN 104 Desa Astapada Gelar Talk Show Urban Farming: Dorong Kemandirian Pangan dari Rumah

UIN Siber Cirebon (Astapada) – Dalam upaya mendukung ketahanan pangan lokal dan gaya hidup sehat berbasis lingkungan, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 104 Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon menyelenggarakan talk show bertajuk “Mewujudkan Kemandirian dari Rumah: Optimalisasi Lahan Sederhana untuk Budidaya Pangan Keluarga”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 11 Agustus 2025, di GOR Desa Astapada, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB.

Acara ini dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari perangkat desa, ibu-ibu PKK, ketua karang taruna, serta mahasiswa KKN. Dua narasumber utama dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tengah Tani, yaitu Suari, A.Md., dan Ayu Teni Karthika, S.TP., hadir memberikan materi mendalam mengenai strategi budidaya tanaman pangan di lahan sempit yang bisa diterapkan langsung oleh masyarakat.

Talk show ini menjadi sarana edukatif yang membahas pentingnya urban farming sebagai solusi adaptif dalam menghadapi keterbatasan lahan, kenaikan harga bahan pangan, dan tantangan ekonomi masyarakat. Fokus utama diskusi adalah teknik sederhana namun efektif untuk menanam sayuran, rempah, dan tanaman pangan lainnya di pekarangan rumah, teras, hingga balkon.

“Melalui kegiatan talk show ini, kami berharap masyarakat dapat menyadari bahwa kemandirian pangan bisa dimulai dari rumah sendiri, meskipun dengan lahan yang terbatas. Urban farming bukan hanya solusi kreatif untuk memenuhi kebutuhan pangan sehat, tetapi juga langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan lokal secara berkelanjutan,” ujar Bambang Ekanara, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Lapangan.

Inisiatif mahasiswa KKN 104 Astapada mendapatkan apresiasi tinggi dari Kepala Desa Astapada, Komala, yang menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat desa dalam meningkatkan produktivitas rumah tangga. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN 104 Astapada yang telah mengadakan talk show urban farming ini. Kegiatan seperti ini penting untuk mendorong warga desa memanfaatkan lahan yang ada di rumah mereka agar lebih produktif, sekaligus memperkuat kemandirian pangan keluarga,” ungkapnya.

Sementara itu, Suari, A.Md., dalam sesi pemaparan menjelaskan bahwa urban farming bukan sekadar tren perkotaan, namun solusi strategis untuk wilayah perdesaan. “Urban farming adalah langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan, terutama di wilayah dengan keterbatasan lahan. Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin tergerak untuk menanam dan mengelola pangan sendiri di rumah, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan luar,” tuturnya.

Senada, Ayu Teni Karthika, S.TP., menambahkan pentingnya pemahaman teknik bercocok tanam yang praktis bagi masyarakat. “Dengan memanfaatkan lahan sederhana di rumah, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan sehat sekaligus menambah nilai ekonomi keluarga,” katanya.

Ketua pelaksana acara, Faqih Yatasa’, menyampaikan bahwa talk show ini merupakan bagian dari rangkaian program literasi pangan oleh mahasiswa KKN. “Kami menyelenggarakan talk show ini untuk memberikan wawasan dan keterampilan kepada warga agar bisa memanfaatkan lahan di rumah secara optimal. Harapannya, setelah mengikuti kegiatan ini, masyarakat dapat langsung mempraktikkan teknik urban farming untuk mendukung kemandirian pangan keluarga,” jelasnya.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar diskusi biasa, tetapi menjadi langkah konkret dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kemandirian pangan berbasis rumah tangga. Dengan menyebarluaskan praktik urban farming melalui edukasi dan pelatihan langsung, diharapkan gerakan ini menjadi budaya yang tumbuh di masyarakat perdesaan.

Talk show ini juga menunjukkan sinergi positif antara mahasiswa, pemerintah desa, dan penyuluh pertanian dalam menciptakan solusi nyata bagi ketahanan pangan nasional. Lebih dari itu, kegiatan ini membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil — dari rumah sendiri.

Dengan publikasi yang luas, kegiatan serupa dapat menginspirasi komunitas lain untuk bergerak bersama, menciptakan lingkungan yang produktif, mandiri, dan berkelanjutan.