KKN 109 Desa Kalitengah Resmikan Mini Garden dan Gelar Sosialisasi Pupuk Kompos: Wujudkan Urban Farming dari Lahan Terbatas

UIN Siber Cirebon (Kalitengah) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 109 Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon menggagas kegiatan edukatif dan inovatif berupa Launching Mini Garden sekaligus Sosialisasi Pembuatan Pupuk Kompos di Blok Belakang, RW 02, Desa Kalitengah. Acara ini menjadi bagian dari upaya nyata mendukung program pemerintah dalam mewujudkan desa sehat dan ketahanan pangan berkelanjutan melalui urban farming.(10/08).

Kegiatan dimulai dengan peresmian Mini Garden hasil kolaborasi mahasiswa KKN dengan warga setempat, kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi urban farming, praktik langsung pembuatan pupuk kompos organik, dan ditutup dengan pembagian bibit tanaman kepada masyarakat. Launching ini dihadiri oleh berbagai elemen penting desa, antara lain Sekretaris Desa Zainal Lukmana, M.Ag., Dosen Pembimbing Lapangan Mujib Ubaidillah, M.Pd., Kepala Desa Siti Asiyah, perwakilan BPD, serta dua pemateri ahli, yaitu Suari, A.Md. dari Dinas Pertanian dan Farida Mahri dari Yayasan Wangsakerta.

Mini Garden yang dibangun di area terbatas ini menjadi contoh konkret bahwa keterbatasan lahan bukan halangan untuk memulai budidaya tanaman pangan mandiri. Tanaman yang dibudidayakan pun beragam, mulai dari sayur-sayuran hingga rempah yang bisa digunakan untuk kebutuhan dapur sehari-hari.

“Bertani itu tidak harus berfokus pada lahan yang besar, tapi kita juga bisa memanfaatkan lahan yang minimalis untuk bertani dan bisa menghasilkan,” ungkap Suari, A.Md., saat memberikan materi mengenai konsep urban farming dan strategi pertanian skala rumah tangga.

Farida Mahri dari Yayasan Wangsakerta turut memberikan pelatihan teknis pembuatan pupuk kompos menggunakan metode takakura, yang praktis dan ramah lingkungan. “Dalam pembuatan pupuk kompos bisa menggunakan teknik takakura dengan memanfaatkan campuran sampah rumah tangga, kotoran hewan (kohe), serta E4 dan molase sebagai bakteri pengurai. Setelah didiamkan selama dua hari hingga muncul jamur, pupuk sudah bisa digunakan,” jelasnya di hadapan peserta yang terdiri dari warga desa dan kader lingkungan.

Ketua KKN 109, Soleh Saputra, menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan tema besar KKN mereka, yaitu urban farming dan pemanfaatan lahan sempit. Menurutnya, Mini Garden ini tidak hanya menjadi simbol keberlanjutan pangan lokal, tapi juga ruang edukasi bagi masyarakat agar semakin peduli terhadap pertanian organik skala rumah.

Kepala Desa Kalitengah, Siti Asiyah, mengapresiasi langkah mahasiswa KKN dalam memberikan kontribusi nyata yang bersifat jangka panjang. “Kegiatan ini sangat relevan dengan program desa sehat yang sedang kami galakkan. Terlebih, adanya praktik langsung seperti ini akan membuat masyarakat lebih mudah memahami dan menerapkannya di rumah masing-masing,” ujarnya.

Dosen Pembimbing Lapangan, Mujib Ubaidillah, M.Pd., menegaskan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan. “Mini garden dan sosialisasi ini bukan sekadar program formalitas, tapi harus menjadi pemantik perubahan pola pikir masyarakat terhadap pentingnya pertanian berkelanjutan di lingkungan rumah,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa, Zainal Lukmana, M.Ag., menambahkan bahwa kegiatan ini akan dijadikan referensi dalam program lingkungan desa yang lebih luas.

Kegiatan ini bukan hanya bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, namun juga menjadi model kolaboratif antara akademisi, pemerintah desa, dan lembaga swadaya masyarakat. Dengan pendekatan langsung kepada warga, kegiatan ini membuktikan bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari rumah – dengan lahan sempit sekalipun.

Mini Garden dan praktik pembuatan pupuk kompos yang diperkenalkan dalam kegiatan ini memberikan dampak nyata, tidak hanya dalam aspek edukasi, tetapi juga dalam mendukung gaya hidup sehat dan mandiri. Kehadiran pemateri dari instansi dan yayasan nasional pun menunjukkan keseriusan dan kualitas acara ini sebagai program berkelanjutan.

Melalui publikasi ini, diharapkan semakin banyak desa yang terinspirasi untuk memulai langkah serupa, menjadikan urban farming bukan sekadar tren, tetapi bagian dari budaya hidup sehat, produktif, dan berwawasan lingkungan.