
UIN Siber Cirebon (Adidharma) – Kesadaran literasi tidak hanya harus dimulai dari sekolah, tetapi juga dari rumah. Hal inilah yang melatarbelakangi Kelompok KKN 34 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar Seminar SABANA (Sahabat Baca Anak) yang bertajuk “Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Cinta Literasi Anak” di Aula Balai Desa Adidharma, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.(15/08).
Seminar ini merupakan inisiatif perdana di Desa Adidharma yang secara khusus menyasar orang tua, terutama mereka yang memiliki anak usia dini dan anak sekolah dasar, untuk menjadi agen utama dalam membangun fondasi literasi sejak dini di lingkungan keluarga.
“Membaca Masa Depan, Menulis Perubahan” Dimulai dari Rumah
Program ini lahir dari hasil pengamatan langsung mahasiswa KKN 34 terhadap kondisi anak-anak di desa yang masih banyak belum mampu membaca atau mengenal huruf. Kurangnya pendampingan belajar di rumah menjadi salah satu penyebab utama, sehingga dibutuhkan upaya untuk membangkitkan kesadaran orang tua agar menjadi teman baca dan belajar bagi anak-anaknya.
“Membangun fondasi literasi pada anak merupakan investasi utama yang harus dilakukan sejak dini. Untuk menumbuhkan minat baca sejak awal, orang tua perlu menerapkan pendekatan yang menyenangkan dan tidak memaksa,” ujar Dr. Inayatul Ummah, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang turut menjadi pemateri.
Dari Teori ke Praktik: Orang Tua Diajak Terlibat Langsung
Tak hanya berbicara soal urgensi literasi, seminar juga menghadirkan sesi praktik langsung. Para peserta diajak untuk mencoba metode-metode literasi ramah anak, seperti:
- Membaca nyaring dengan ekspresi dan intonasi,
- Menggunakan buku cerita bergambar sesuai usia anak,
- Melatih anak menyusun huruf dari bahan seperti playdough atau kardus bekas,
- Memberikan apresiasi saat anak mendengarkan atau membaca.
Pendekatan ini bertujuan agar kegiatan membaca menjadi menyenangkan, tidak membebani, dan membentuk kebiasaan positif dalam jangka panjang.
Tantangan Literasi dan Cara Mengatasinya
Seminar juga menyoroti faktor-faktor penghambat literasi, seperti:
- Speech delay (keterlambatan bicara),
- Disleksia,
- Gangguan penglihatan/pendengaran,
- Minimnya kebiasaan membaca di rumah.
Hal ini menjadi perhatian bersama, karena jika tidak ditangani sejak dini dapat berdampak pada kemampuan akademik anak ke depan. Orang tua dihimbau agar peka terhadap tanda-tanda tersebut dan tidak ragu berkonsultasi ke pihak profesional.
Dukungan Warga dan Harapan Ke Depan
Seminar SABANA mendapat sambutan hangat dari para orang tua dan perangkat desa. Antusiasme tinggi terlihat dari aktifnya peserta dalam sesi tanya jawab dan praktik. Kegiatan ini juga menandai bahwa desa Adidharma siap menjadi desa literasi, dimulai dari langkah kecil namun berdampak besar: kesadaran orang tua untuk menemani anak membaca.
“Pada dasarnya, anak tidak bisa dipaksa untuk belajar sesuai kemauan orang tua. Jika sudah bosan atau tantrum, lakukan pendekatan dengan bermain. Literasi bisa dibangun lewat cara-cara kreatif,” jelas Dr. Inayatul.
“SABANA” Jadi Tonggak Literasi Keluarga di Desa
Dengan semangat “Membaca Masa Depan, Menulis Perubahan”, mahasiswa KKN 34 berharap seminar SABANA menjadi cikal bakal program literasi berkelanjutan di Desa Adidharma. Literasi bukan hanya soal membaca buku, tetapi juga tentang membangun kemampuan berpikir, memahami, dan berkomunikasi anak sebagai bekal menghadapi masa depan.
- Seminar SABANA mendorong peran aktif orang tua dalam membangun budaya literasi sejak dini.
- Literasi bisa dimulai dari rumah melalui metode sederhana namun konsisten.
- Seminar ini menjadi program literasi perdana di Desa Adidharma dengan dampak positif jangka panjang.
- Melibatkan praktik langsung untuk mengasah keterlibatan dan pemahaman peserta.