KKN 47 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Ciptakan Insinerator Drum Bekas, Solusi Inovatif Atasi Sampah di Desa Sirnabaya

UIN Siber Cirebon (Sirnabaya) — Mahasiswa Kelompok KKN 47 Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali menunjukkan kontribusi nyata mereka di tengah masyarakat. Bertempat di Balai Desa Sirnabaya, mereka menggelar Lokakarya Pengelolaan Sampah Terpadu dengan mengusung inovasi andalan: Insinerator dari drum bekas sebagai solusi alternatif dan berkelanjutan untuk mengatasi persoalan sampah.(15/08).

Kegiatan ini dihadiri oleh RT/RW, aparat desa, serta perwakilan dari dinas lingkungan hidup dan instansi terkait, dengan antusiasme tinggi. Masalah tumpukan sampah, pembakaran terbuka yang membahayakan kesehatan, dan minimnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi latar belakang dari lokakarya ini.

Solusi Sederhana, Dampak Luar Biasa

Inovasi yang diperkenalkan berupa insinerator dari drum bekas — alat sederhana namun efektif untuk pembakaran sampah yang lebih terkontrol dan ramah lingkungan. Teknologi ini dikembangkan oleh mahasiswa KKN 47 sebagai bentuk pengabdian masyarakat berbasis solusi tepat guna.

“Kami dari KKN 47 melihat bahwa Desa Sirnabaya menghadapi persoalan serius terkait sampah. Melalui insinerator ini, proses pembakaran jadi lebih efisien, aman, dan tidak mencemari lingkungan.”
ujar Jaka Dawud, Ketua KKN 47 sekaligus pembicara utama dalam kegiatan tersebut.

Abu Sampah Jadi Solusi Infrastruktur

Tak hanya berhenti pada pembakaran, inovasi ini juga mengolah abu sisa sampah menjadi bahan bangunan seperti paving block dan campuran penambalan jalan. Mahasiswa KKN bahkan telah mengujicoba dan berhasil membuat paving block serta memperbaiki jalan rusak menggunakan campuran abu hasil pembakaran, pasir, semen, dan air.

“Abu plastik bukan lagi limbah. Kami ubah jadi potensi. Kami sudah buktikan, dan hasilnya bisa dimanfaatkan oleh warga,” tambah Jaka Dawud.

Partisipasi Warga Jadi Kunci

Selain memperkenalkan alat, kegiatan ini juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Para peserta lokakarya diberikan pelatihan penggunaan insinerator, diskusi tentang pentingnya pemilahan sampah rumah tangga, hingga cara pemanfaatan limbah sisa pembakaran secara ekonomis.

Relevansi Isu dan Potensi Replikasi

Masalah sampah masih menjadi isu nasional yang menyentuh banyak desa di Indonesia. Program seperti yang digagas KKN 47 ini tidak hanya memberi dampak langsung bagi warga Desa Sirnabaya, tetapi juga berpotensi direplikasi di daerah lain dengan kondisi serupa.

Menuju Desa Bersih dan Berdaya

Dengan inovasi sederhana, kolaborasi masyarakat, dan kesadaran lingkungan yang tumbuh, Desa Sirnabaya kini melangkah menuju perubahan. Insinerator drum bekas menjadi simbol solusi kreatif anak muda untuk problem klasik desa.

“Kami berharap alat ini tidak hanya menjadi proyek sesaat, tetapi bisa terus digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat demi lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari,” tutup Jaka Dawud.

Kegiatan ini membuktikan bahwa pengabdian mahasiswa tak selalu harus rumit. Dengan alat sederhana dan semangat besar, mereka mampu menggerakkan perubahan di tengah masyarakat.