
UIN Siber Cirebon (Majalengka) — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 91 Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) melakukan kunjungan resmi ke Kantor Dinas Perhutani Kadipaten Kabupaten Majalengka dalam rangka mendukung program penghijauan desa dan pelestarian lingkungan. Dalam kunjungan ini, Perhutani menyerahkan bantuan 250 bibit pohon yang terdiri dari jati, ketapang kencana, mahoni, pucuk merah, dan salam.(17.07).
Kegiatan ini berlangsung di area persemaian dan pembibitan tanaman milik Perhutani di Jl. Raya Timur No. 17, Kadipaten, Kabupaten Majalengka. Selain prosesi penyerahan bibit, acara juga diisi dengan diskusi teknis mengenai proses pembibitan dan tata cara perawatan tanaman.
Kolaborasi Nyata untuk Bumi yang Lebih Hijau
Dalam kesempatan tersebut, Rifqi Hamdani, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam sekaligus Koordinator Desa (Kordes) KKN 91, memimpin dialog langsung dengan staf Perhutani. Ia menanyakan tahapan pembibitan yang biasa dilakukan oleh instansi kehutanan tersebut.
“Pak, biasanya kapan tahap pembibitan ini dilakukan?” tanya Rifqi.
Staf Perhutani menjelaskan bahwa proses pembibitan pohon umumnya dimulai pada bulan Mei hingga Juli, tergantung pada kondisi cuaca dan kesiapan lahan. Menariknya, untuk tahun ini, pembibitan dimulai lebih awal karena meningkatnya permintaan dari mahasiswa KKN di berbagai daerah.
“Kami memulai pembibitan lebih awal karena banyak permintaan bibit saat musim KKN. Ini adalah bentuk kesiapan kami mendukung program penghijauan dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa,” ujar staf Perhutani.
Edukasi Lapangan: Menanam Butuh Ilmu
Diskusi berlanjut ke topik penting lainnya, yaitu cara perawatan bibit sesuai standar operasional prosedur (SOP). Salah satu mahasiswa menanyakan langkah-langkah penting yang harus dilakukan setelah penanaman.
“Apa saja yang harus kami perhatikan setelah bibit ditanam, Pak?”
Staf Perhutani dengan antusias menjelaskan beberapa poin utama: lokasi tanam harus bebas dari gulma, penyiraman rutin dilakukan terutama saat musim kemarau, penggunaan penyangga untuk bibit, serta pemupukan berkala dan pemantauan pertumbuhan minimal setiap dua minggu.
“Tanaman itu seperti anak kecil. Harus dirawat sejak awal agar tumbuh sehat dan kuat,” tambahnya sambil tersenyum.
Edukasi, Aksi, dan Inspirasi
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk aksi nyata dari program KKN, tetapi juga merupakan sarana pembelajaran lapangan yang mempertemukan mahasiswa dengan pelaku langsung di bidang kehutanan. Lebih dari itu, kolaborasi ini menunjukkan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan institusi pemerintah dalam merespons isu global seperti krisis lingkungan.
“Kegiatan ini bukan sekadar simbolik. Diskusi teknis yang kami lakukan sangat membuka wawasan kami tentang betapa pentingnya ilmu dalam menjalankan program penghijauan,” ujar Rifqi.
Harapan dan Dampak
Melalui inisiatif ini, KKN 91 UIN SSC berharap dapat mendorong masyarakat desa Kebonturi dan sekitarnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Bibit-bibit yang diserahkan rencananya akan ditanam di area publik, jalur jalan desa, dan lahan kritis di wilayah pengabdian mereka.
Publikasi kegiatan ini menjadi penting mengingat isu ruang hijau yang semakin menyempit di tingkat lokal maupun nasional. Langkah mahasiswa KKN 91 membuktikan bahwa generasi muda mampu menjadi agen perubahan dengan aksi nyata yang berdampak jangka panjang.
“Kami ingin kegiatan ini bisa menginspirasi daerah lain. Kalau mahasiswa dan Perhutani bisa bersinergi, maka siapa pun bisa ikut berkontribusi menjaga bumi,” tutup Rifqi.