
UIN Siber Cirebon (Sitiwinangun) — Dalam upaya menanamkan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan kecintaan terhadap budaya lokal sejak usia dini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 102 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon resmi meresmikan Rumah Moderasi Agama di Pendopo Pancaniti, Blok Kebagusan, Desa Sitiwinangun.
Acara peresmian berlangsung meriah dan dihadiri sejumlah tokoh masyarakat serta perangkat desa, di antaranya Kuwu Suharto, Aparatur Desa Sutrisno, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Yati Haryati, M.Sc., Kepala Dusun Kadni, dan Lebe Wastani.
Dengan mengusung tema “Belajar Bersama, Tumbuh Bersama”, program ini menjadi wadah pendidikan informal bagi anak-anak desa agar memahami pentingnya hidup rukun dalam keberagaman serta menumbuhkan sikap moderat dalam menyikapi perbedaan.
Desa Sitiwinangun: Harmoni dalam Akulturasi Agama dan Budaya
Desa Sitiwinangun dikenal sebagai salah satu wilayah di Kabupaten Cirebon yang kaya akan akulturasi agama dan budaya. Meski masyarakat mayoritas beragama Islam, nilai-nilai budaya leluhur tetap dijaga dan dikemas dalam ruang-ruang keagamaan, sehingga melahirkan harmoni antara identitas keagamaan dan kearifan lokal.
Dalam konteks ini, Rumah Moderasi Agama hadir sebagai wujud nyata dalam merawat tradisi harmoni tersebut, sekaligus menanamkan nilai toleransi sejak dini, sejalan dengan karakter sosial budaya masyarakat Sitiwinangun.
Apa Itu Rumah Moderasi Agama?
Rumah Moderasi Agama adalah ruang belajar terbuka yang digagas mahasiswa KKN untuk mengajarkan nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan akademik dasar kepada anak-anak. Di sini, mereka diajak memahami keberagaman dan pentingnya sikap moderat.
“Moderasi menjadi hal yang sangat penting di tengah kemajemukan. Rumah ini bukan hanya tempat belajar, tapi ruang tumbuh bersama agar generasi muda memahami perbedaan tanpa saling menjatuhkan,” ungkap Ketua Kelompik KKN dalam sambutannya.
Mengapa Rumah Moderasi Ini Dibutuhkan?
Pembentukan rumah moderasi berangkat dari kebutuhan menjaga harmoni di tengah keberagaman. Selain itu, masih ada anak-anak yang belum memiliki akses pendidikan merata. Melalui pendekatan edukatif, rumah ini diharapkan menjadi investasi sosial jangka panjang untuk mencetak generasi yang toleran dan berbudaya.
“Kami menyambut baik inisiatif mahasiswa ini. Kehadiran Rumah Moderasi Agama sejalan dengan semangat desa kami yang menjunjung toleransi dan persatuan,” tutur Kuwu Suharto.
Program dan Pelaksanaan
Rumah Moderasi Agama resmi dibuka Senin, 21 Juli 2025, berlokasi di Pendopo Pancaniti, Blok Kebagusan. Program dijalankan oleh mahasiswa KKN Kelompok 102 dengan metode pembelajaran interaktif dan menyenangkan. Materi yang diajarkan meliputi:
- Pendidikan akademik dasar (calistung dan sains ringan),
- Pendidikan agama dengan pendekatan moderat,
- Penguatan karakter dan kecintaan budaya lokal.
Kegiatan ini akan berlangsung secara rutin selama masa KKN, dengan sistem pengajaran bergilir sesuai kompetensi mahasiswa.
Harapan ke Depan
Dengan hadirnya Rumah Moderasi Agama, mahasiswa KKN berharap dapat meninggalkan jejak kebaikan yang bermanfaat jangka panjang, mencetak generasi penerus yang cinta damai, toleran, dan berbudaya.
“Ini bukan hanya program KKN, tetapi langkah konkret yang bisa diwariskan untuk membangun masyarakat harmonis,” kata Lebe Wastani, tokoh agama setempat.