UIN Siber Cirebon – Laboratorium Terpadu UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, yang juga dikenal dengan Cyber Islamic University (CIU), bekerja sama dengan Dewan Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (DEMA FITK) UINSSC serta beberapa kampus di Asia Tenggara menggelar Seminar Internasional dengan tema Education for the Future: Addressing Cultural, Digital, and Religious Moderation through ASEAN Collaboration. Seminar ini diselenggarakan untuk membahas peran pendidikan dalam menghadapi tantangan global, dengan fokus pada moderasi budaya, digital, dan agama dalam konteks kerjasama ASEAN. Kamis, (12/12/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Auditorium FITK UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen, dan praktisi pendidikan serta partisipasi virtual dari peserta internasional. Acara ini bertujuan untuk mempererat kolaborasi antarnegara di kawasan ASEAN dalam mengembangkan pendidikan yang inklusif dan moderat, sesuai dengan tantangan zaman yang semakin berkembang.
Kepala Laboratorium Terpadu UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Rijal Mahdi, Lc., MA., dalam sambutannya, menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat utama untuk mengatasi tantangan global, termasuk pengaruh budaya digital dan keragaman agama yang semakin meningkat. “Seminar ini diharapkan dapat menjadi penguat berbagai kolaborasi akademik yang lebih erat antara universitas-universitas di ASEAN, serta memberikan kontribusi signifikan dalam membangun sistem pendidikan yang lebih moderat, inklusif, dan siap menghadapi masa depan yang penuh dengan dinamika digital, budaya, dan agama”, ujarnya.
Seminar internasional ini menghadirkan dua narasumber utama yang sangat berkompeten di bidangnya. Prof. Dr. Hashim Hasan Hashim, akademisi dari International University of Africa, Sudan, membahas peran moderasi agama dalam pendidikan tinggi serta bagaimana nilai-nilai agama yang moderat dapat diterapkan dalam sistem pendidikan, untuk menciptakan lingkungan belajar yang damai dan harmonis di seluruh dunia. Menurutnya, moderasi dalam pendidikan sangat penting untuk memastikan bahwa perbedaan agama tidak menjadi sumber konflik, melainkan alat untuk saling memahami dan menguatkan kebersamaan.
Sementara itu, Prof. Dr. Elsayed Mohamed Salem Alawadi, akademisi dari Al-Madinah International University (MEDIU) Malaysia mengangkat tema tentang peran teknologi digital dalam pendidikan dan bagaimana dunia pendidikan di kawasan ASEAN dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang pesat. Beliau menekankan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan yang memperkaya proses belajar-mengajar, namun juga memerlukan kebijakan dan pengawasan yang bijaksana untuk memastikan penggunaannya yang sehat dan mendukung moderasi budaya serta agama.
Harapannya, seminar ini internasional ini dapat memperkuat kerjasama ASEAN dalam bidang pendidikan, serta membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut yang dapat mengatasi tantangan-tantangan pendidikan di masa depan.