Kolaborasi Pentahelix, Tim PkM UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon laksanakan FGD Membahas Penanganan Pengemis di Kawasan Wisata Religi Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Perkuat Kontribusi Terhadap Capaian Sustainable Development Goals (SDGs)

UIN Siber Cirebon – Dalam rangka mendukung pemberdayaan sosial ekonomi komunitas marginal di kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon telah sukses menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Nurani Gunung Jati: Gerakan Pemberdayaan Sosial Ekonomi Komunitas Pengemis di Kawasan Wisata Religi Makam Sunan Gunung Jati Cirebon”.

Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 14 Januari 2025, bertempat di Gedung LPM Lt. 3 UIN SSC, mulai pukul 08.30 hingga 12.00 WIB. Tim pelaksana kegiatan terdiri dari Turasih, M.Si. dari Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Varidlo Fuad, M.Pd. dari Jurusan Sejarah Peradaban Islam, serta Muhammad Ikhsan Ghofur dari Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi yang menginisiasi terbentuknya movement Gerak Jati. PKM ini menyasar target kontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDG 1 pengentasan kemiskinan dan SDG 17 terkait kolaborasi untuk pencapaian tujuan.

FGD ini dihadiri oleh berbagai pemangku kebijakan di Kabupaten Cirebon. Diantara perwakilan yang hadir adalah dari Bappelitbangda Kabupaten Cirebon, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Sosial, Kanwil Kemenag Kabupaten Cirebon, serta Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Cirebon turut berpartisipasi dengan menyampaikan pandangan strategis mereka. Kehadiran perwakilan Satpol PP Kabupaten Cirebon juga menambahkan dimensi pengelolaan kawasan secara lebih terintegrasi.

Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Cirebon turut menambah dimensi budaya dalam diskusi ini. Mereka menekankan pentingnya pendekatan berbasis budaya dan sejarah, mengingat kawasan Makam Sunan Gunung Jati memiliki nilai religius dan historis yang tinggi. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat rasa keterhubungan komunitas pengemis dengan identitas budaya mereka, sekaligus membangun kesadaran kolektif yang lebih luas. Hal tersebut dipertegas juga dengan informasi dan masukan dari pihak Kecamatan Gunung Jati, serta Karang Taruna Kecamatan Gunung Jati.

Selain itu, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang aktif dalam isu sosial turut hadir untuk memberikan perspektif berdasarkan pengalaman di lapangan. Perwakilan dari Lakpesdam NU Kabupaten Cirebon, Muhammadiyah Kabupaten Cirebon, Karang Taruna Kecamatan Gunung Jati, dan Dompet Dhuafa menyampaikan pentingnya pendampingan psikososial, tindak lanjut riset untuk penyusunan kertas kebijakan, serta peluang kolaborasi. Kegiatan ini juga melibatkan media lokal Radar Cirebon dan RRI Cirebon. Media yang memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas. Kegiatan juga dihadiri oleh media yaitu Radar Cirebon dan Radio Republik Indonesia (RRI) Cirebon yang turut memperkaya perspektif tentang monitoring media pada isu kemiskinan.

Kegiatan dihadiri Wakil Rektor III, Prof. Dr. Hajam, M.Ag., Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat LP2M UIN SSC, Dr. Budi Manfaat, M.Si., serta sejumlah akademisi lainnya. Mereka memberikan masukan berbasis riset mengenai model pemberdayaan yang relevan dengan konteks kawasan wisata religi ini. Perspektif akademis yang disampaikan oleh Prof. Didin Nurul Rosidin, P.hD. semakin memperkaya diskusi, khususnya terkait penajaan metode PKM untuk tindak lanjut kegiatan.

Hasil diskusi ini akan dirumuskan menjadi dokumen rekomendasi strategis yang berisi langkah-langkah konkret untuk pemberdayaan komunitas pengemis di kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, serta sebagai dasar untuk melakukan kerja kolaboratif dengan berbagai stakeholder.

Ketua Tim, Turasih, M.Si, menyampaikan bahwa fenomena komunitas pengemis di kawasan wisata religi ini tidak hanya menjadi tantangan sosial, tetapi juga ekonomi, budaya, dan spiritual. “Melalui diskusi ini, kami berharap dapat menggali potensi solusi yang dapat diimplementasikan secara kolektif oleh semua pihak yang terlibat,” ujarnya. Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari berbagai pihak yang hadir. Para peserta mengapresiasi langkah Tim Gerak Jati dalam menginisiasi gerakan yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat berkelanjutan.

Pada penutupan kegiatan, Varidlo Fuad, M.Pd, anggota Tim Gerak Jati, menyampaikan apresiasi atas kontribusi aktif dari semua peserta. Ia menegaskan bahwa kerja sama lintas sektor ini merupakan langkah awal yang sangat penting. “Dengan kolaborasi yang solid, kita dapat menciptakan solusi yang tidak hanya memberdayakan komunitas pengemis, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih mandiri, produktif, dan sejahtera,” ujarnya.

Kegiatan ini menandai komitmen bersama untuk menciptakan perubahan yang lebih baik bagi komunitas pengemis di kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati. Dengan sinergi yang terbangun, diharapkan tujuan Gerak Jati dapat terwujud dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan.