
UIN Siber Cirebon – Jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, atau yang dikenal sebagai Cyber Islamic University (CIU), yang tahun ini dipercayakan sebagai tuan rumah, sukses menggelar Konferensi Internasional 2025 Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) BPI/BKI se-Indonesia dengan tema “Building Networks and Career Opportunities for BPI/BKI Students in the Digital Era”, pada Senin, 2 Juni 2025 di Gedung Siber SBSN Lantai 8.
Acara Konferensi Internasional yang dipandu secara dinamis oleh Herny Gusbrava, dosen BKI UIN Siber Cirebon, berlangsung penuh antusias dan partisipatif. Forum bergengsi ini menghadirkan dua narasumber utama yang memiliki pengaruh besar dalam bidang bimbingan dan konseling Islam, yakni Muhammad Saffuan Bin Abdullah dari PEKA-Malaysia serta Dr. H. Aep Kusnawan, M.Ag., CPCE, Presidium PABKI-Indonesia. Kedua tokoh ini membagikan wawasan strategis mengenai pentingnya membangun jaringan global dan mempersiapkan karier mahasiswa BPI/BKI di era digital. Kegiatan ini turut didampingi oleh Dr. Jaja Suteja, M.Pd.I., Wakil Dekan II Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, yang memastikan kelancaran acara dari sisi akademik dan kelembagaan.
Jembatan Internasional bagi Mahasiswa Konseling Islam
Ketua Jurusan BKI, Bambang Setiawan, M.Pd., menegaskan bahwa konferensi ini merupakan momentum penting dalam membangun jaringan nasional dan internasional antar lembaga kemahasiswaan BPI/BKI, serta menjawab tantangan digitalisasi dalam praktik konseling keislaman.
“Kami berharap muncul ide-ide kolaboratif dari mahasiswa yang mampu memperkuat peran konselor Islam dalam masyarakat global yang serba digital,” tegas Bambang.
Dialog Interaktif, Perspektif Global
Dalam sesi utama konferensi, Muhammad Saffuan Bin Abdullah menyampaikan pentingnya membekali mahasiswa BPI/BKI dengan keterampilan digital dan jejaring internasional untuk dapat bersaing dan berkontribusi dalam dunia kerja lintas negara. Ia juga menyoroti peluang-peluang kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia dalam pengembangan kurikulum dan program pertukaran mahasiswa.
Sementara itu, Dr. H. Aep Kusnawan, M.Ag., CPCE, memberikan pandangan tentang transformasi profesi konselor Islam di era digital. Ia menekankan bahwa kompetensi global, literasi digital, serta pemahaman konteks sosial-keagamaan yang luas merupakan kunci keberhasilan mahasiswa BPI/BKI di masa depan.
Dukungan Penuh dari FDKI dan Kampus Siber
Dekan FDKI, Dr. Naila Farah, M.Ag., memberikan apresiasi atas semangat kolaboratif dari para peserta dan menyambut baik kehadiran tamu-tamu internasional.
“Kami mendukung penuh kegiatan ini dan mendorong jurusan-jurusan lain di FDKI untuk melaksanakan program serupa. Ini bagian dari komitmen kami dalam internasionalisasi pendidikan Islam berbasis digital,” ujarnya.
Konferensi Internasional 2025 ini tidak hanya menjadi ruang akademik, tetapi juga menjadi langkah strategis membangun ekosistem keilmuan BPI/BKI yang relevan dengan tuntutan zaman. Dengan melibatkan jaringan nasional dan internasional, mahasiswa kini ditantang untuk lebih aktif membangun sinergi lintas kampus, negara, dan bidang kerja.
CIU Tegaskan Diri Sebagai Kampus Islam Digital Bertaraf Global
Dengan keberhasilan pelaksanaan Konferensi Internasional 2025, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menunjukkan komitmennya dalam memadukan nilai-nilai keislaman, keilmuan, dan teknologi digital secara progresif. Konferensi ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa BPI/BKI mampu menjadi agen perubahan di tengah tantangan era digital yang terus berkembang.
Sebagai satu-satunya universitas Islam negeri berbasis siber pertama di Indonesia, CIU terus membuka ruang bagi transformasi pendidikan tinggi Islam yang inklusif, adaptif, dan berorientasi masa depan.