Kreatif dan Peduli Lingkungan, Mahasiswa KKN 66 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Gelar Pelatihan Olah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

UIN Siber Cirebon (Slendra) — Inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan kembali ditunjukkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 66 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Mereka menggelar Sosialisasi dan Pelatihan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi yang berlangsung pada Selasa (5/8/2025), pukul 15.30–17.30 WIB di depan Posko KKN 66 (Rumah Ibu Mumun), Desa Slendra yang menjadi lokasi pengabdian mereka.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 24 peserta dari berbagai kalangan—mulai dari anak-anak, remaja, hingga ibu rumah tangga—menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk belajar mengolah limbah menjadi produk bernilai guna.

Latar Belakang: Dari Limbah Berbahaya Menjadi Produk Bernilai

Menurut Gupita Sevia Salsabila, selaku pemateri dan sekretaris kelompok, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap limbah rumah tangga berupa minyak jelantah yang sering dibuang sembarangan dan mencemari lingkungan.

“Kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa minyak jelantah bukan sekadar limbah, tetapi bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat seperti lilin aromaterapi. Ini bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga bisa menjadi peluang ekonomi,” jelas Gupita.

Pelatihan Interaktif: Dari Teori ke Praktik

Kegiatan ini tidak sekadar sosialisasi, tetapi juga disertai pelatihan langsung. Peserta diajak mempraktikkan cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi dengan bahan tambahan pewarna, pewangi, dan cetakan sederhana.

Dalam sesi praktik ini, Gupita didampingi oleh tiga anggota kelompok, yaitu Aryadanu, Moh. Fahad Husin, dan Mochammad Jiran Arfayuha. Mereka memastikan setiap peserta memahami tahapan pengolahan sehingga bisa mempraktikkannya secara mandiri di rumah.

Harapan dan Dampak ke Depan

Ketua Kelompok KKN 66, Arizi Givana, menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan ganda: menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan keterampilan masyarakat untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi produk bernilai jual.

“Dengan keterampilan ini, masyarakat tidak hanya mengurangi limbah, tapi juga bisa menciptakan peluang usaha berbasis ramah lingkungan,” ujarnya.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Nasehudin, M.Pd. memberikan apresiasi atas inisiatif ini, sementara Kepala Desa, Uum Kumsini, berharap agar keterampilan ini terus diterapkan dan dikembangkan oleh warga.

Kesadaran dan Kemandirian Berbasis Lingkungan

Melalui kegiatan ini, KKN 66 tidak hanya mengajak masyarakat peduli lingkungan, tetapi juga membuka jalan untuk pemberdayaan ekonomi kreatif. Limbah yang sebelumnya menjadi masalah kini bisa menjadi sumber manfaat dan pendapatan.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, mahasiswa KKN 66 membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil, seperti mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi yang indah dan bermanfaat.