
UIN Siber Cirebon – Laboratorium Ilmu Falak Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Falak menggelar program Goes to School bertajuk “Penyuluhan dan Edukasi Astronomi” di MAN 2 Kota Cirebon. Kegiatan yang diikuti puluhan siswa, guru pendamping, dan mahasiswa ini berlangsung interaktif serta disambut antusias peserta.(09/09).
Kepala Laboratorium Ilmu Falak, Zainul Alim, M.A., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat sekaligus upaya menghidupkan kembali minat terhadap ilmu falak.
“Ilmu falak bukan hanya membahas arah kiblat atau pengamatan bulan. Lebih luas, ia mencakup fenomena tata surya sebagai bagian dari astronomi. Penting bagi generasi muda mengenalnya sejak dini,” ujarnya.
Sambutan hangat datang dari pihak sekolah melalui Waka Humas MAN 2 Kota Cirebon, Drs. Sulastri, M.Pd. yang menilai program ini mampu membuka cakrawala baru bagi para siswa.
“Harapannya, tumbuh minat belajar dan motivasi siswa untuk melanjutkan studi, khususnya di bidang ilmu falak,” katanya.
Mengenal Tata Surya dan Kebesaran Allah
Pada sesi pertama, praktisi falak Rifqi Muslim, M.H. menyampaikan materi tentang tata surya. Ia menjelaskan susunan planet, fungsi masing-masing, serta keteraturan gerakannya sebagai tanda kebesaran Allah SWT.
“Seringkali orang memahami ilmu falak sebatas arah kiblat atau hisab bulan. Padahal ia mencakup seluruh sistem tata surya, mulai dari bumi, bulan, hingga matahari,” jelasnya.
Sesi ini semakin menarik saat dibuka diskusi. Para siswa aktif bertanya seputar bulan, tanda-tanda alam, hingga fenomena yang bisa diamati dengan mata telanjang. Rifqi menutup sesi dengan pesan inspiratif:
“Ilmu falak adalah warisan Islam yang mulia. Mari kita hidupkan kembali minat untuk mempelajarinya, karena mungkin dari kalian ada yang kelak menjadi pakar astronomi bermanfaat bagi umat.”
Belajar Langsung Menggunakan Teleskop dan Theodolit
Pada sesi kedua, Rizal Ramadhan, M.H. memperkenalkan instrumen astronomi seperti teleskop dan theodolit. Menurutnya, kedua alat ini sangat penting dalam praktik pengamatan benda langit dan penentuan arah kiblat.
“Ilmu falak bukan hanya teori. Ia menjadi bermakna ketika kita mampu membuktikannya melalui pengamatan langsung,” tegasnya.
Antusiasme semakin meningkat saat para siswa diberi kesempatan mencoba teleskop. Suara kagum terdengar ketika mereka berhasil melihat matahari melalui lensa untuk pertama kalinya.
“Ini momen yang jarang didapatkan di sekolah. Semoga pengalaman sederhana ini menumbuhkan rasa ingin tahu kalian terhadap astronomi,” ujar Rizal menutup sesi.
Kegiatan Goes to School ini menjadi pengalaman berharga sekaligus langkah strategis Laboratorium Ilmu Falak UIN SSC dalam mendekatkan astronomi kepada generasi muda, serta meneguhkan peran kampus dalam menghidupkan kembali khazanah ilmu falak sebagai bagian dari warisan keilmuan Islam.