
UIN Siber Cirebon (Tersana, Pabedilan) – Mahasiswa Kelompok KKN 84 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar Lokakarya Perdana bertajuk “Partisipatory Rural Appraisal (PRA) sebagai Fundamental Perubahan Tata Kelola Pelestarian Lingkungan dan Pengelolaan Sampah” di Balai Desa Tersana, Kecamatan Pabedilan. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 19.30 WIB ini menjadi titik tolak strategis untuk menjalin sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat dalam menjawab tantangan lingkungan melalui pendekatan berbasis komunitas.(22/07).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen desa, termasuk Kuwu Tersana Tarmudi, perwakilan Camat Pabedilan H. Wandono, Ketua BPD H. Didi Mulyadi, perangkat desa, tokoh agama, Karang Taruna, PKK, serta masyarakat lintas usia. Dalam suasana penuh kekeluargaan, seluruh peserta menyambut baik kehadiran mahasiswa yang akan menjalankan program KKN hingga 20 Agustus mendatang.
“Semoga program ini jadi energi baru bagi warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Kami mendukung penuh,” ujar Kuwu Tarmudi dalam sambutannya.
Sementara itu, H. Wandono menekankan bahwa permasalahan sampah di desa perlu ditangani dengan pendekatan partisipatif. Ia menyebut program kerja KKN 84 sebagai inisiatif yang tepat sasaran dan sangat relevan.
“Pengelolaan sampah berbasis komunitas, jika dikombinasikan dengan edukasi dan inovasi seperti ecobrick dan daur ulang minyak jelantah, akan berdampak langsung ke kesadaran warga,” jelasnya.
Program Berbasis Observasi dan Kolaborasi
Ketua KKN 84 Dadan Ramdan bersama tim memaparkan enam program utama hasil observasi lapangan dan diskusi dengan warga:
- Aksi Bersih Sungai – Membersihkan aliran sungai dari sampah domestik untuk menjaga ekosistem dan mencegah banjir.
- Pemasangan Plang Warning – Edukasi visual di titik rawan buang sampah sembarangan.
- Pengadaan Tong Sampah Terpilah – Mendorong pemilahan sampah sejak dari rumah.
- Pembuatan Ecobrick – Mengolah sampah plastik menjadi produk fungsional seperti pot dan tempat duduk.
- Gerakan Penanaman Pohon – Penghijauan area publik dan lahan kosong untuk mendukung kualitas udara desa.
- Penyuluhan Pengolahan Minyak Jelantah – Mengubah limbah dapur menjadi lilin terapi, sekaligus memberdayakan ibu rumah tangga.
Program-program ini tidak hanya bersifat kuratif, tetapi juga edukatif dan preventif, menekankan pada perubahan pola pikir dan kebiasaan warga terhadap lingkungan.
PRA: Masyarakat sebagai Aktor Perubahan
Dosen Pembimbing Lapangan Dr. H. Sopidi, M.A. menegaskan bahwa seluruh rangkaian program dirancang dengan pendekatan Partisipatory Rural Appraisal (PRA), di mana masyarakat menjadi subjek utama, bukan sekadar objek perubahan.
“Mahasiswa hanya sebagai fasilitator. Kekuatan sesungguhnya ada pada masyarakat yang bergerak bersama, berpikir kritis, dan saling berbagi solusi,” ujarnya.
Antusiasme warga terlihat dari berbagai tanggapan positif selama sesi diskusi. Banyak warga menyatakan kesiapan untuk berpartisipasi aktif, bahkan mengusulkan agar beberapa program dijadikan kegiatan rutin desa.
Ketua BPD H. Didi Mulyadi mengungkapkan bahwa program-program KKN ini menjawab kebutuhan mendasar yang belum sepenuhnya terakomodasi oleh desa. Ia berharap agar inisiatif mahasiswa dapat menginspirasi dan berkelanjutan, bahkan setelah KKN usai.
Menuju Desa Tersana yang Hijau dan Mandiri
Lokakarya ini ditutup dengan kesepakatan bersama antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat bahwa seluruh kegiatan akan dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan. Mahasiswa akan mendampingi, warga akan menggerakkan. Dengan pendekatan ini, Desa Tersana tidak hanya akan lebih bersih dan sehat, tapi juga lebih sadar dan tangguh dalam mengelola lingkungannya.
Acara berlangsung tertib, penuh semangat gotong royong, dan memancarkan optimisme baru: bahwa perubahan bisa dimulai dari desa, bersama masyarakat, dan untuk masa depan yang lebih lestari.