Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Syekh Nurjati Cirebon melalui Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) menggelar workhsop penguatan kompetensi relawan studi gender dan anak di Lantai 3, Ruang Rektorat, kampus setempat. Sementara itu, Workshop dengan tema “Trend Kekerasan Struktural di Masyarakat Jawa Barat, Konseling dan Management Pemulihan Korban Kekerasan Sruktural-Gender,” mengahdirkan sejumlah pembicara dari luar kampus, seperti Irma Martam, Psy.MPH (mantan Direktur Pulih Institute Jakarta), kemudian Siswo Mulyartono (PUSAD Paramadina Jakarta), dan moderator Farida Mahri (Ketua Pengurus Yayasan Wangsakerta Cirebon). Kepala Pusat Studi Gender dan Anak, LP2M IAIN Cirebon, Naela Farah, M.Ag mengatakan kegiatan workshop ini bertujuan sebagai peningkatan kapasitas relawan dalam rangka memartabatkan kampus IAIN Cirebon dari berbagai kasus gender dan kekerasan anak. Pihaknya mengaku sudah memiliki SOP bagi penanganan korban, dan SOP ini dalam waktu dekat akan segera disosialisasikan ke seluruh komponen kampus. Selasa (23/3/2021),
Pada kegiatan ini, beliau menyampaikan, selain mengejar output juga apa yang harus dilakukan, karena targetnya adalah untuk meningkatkan rasa aman di lingkungan kampus dari kekerasan seksual. “Jadi inti dari workshop ini adalah untuk mencari atau menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan Tim PSGA untuk merealisasikan program dalam rangka penanganan berbagai bentuk kekekarasan seksual. beliau juga menyinggung soal kekerasan di lingkungan kampus yang dilakukan melalui survai melalui google form yang disebar ke semua kalangan kampus. Tim PSGA menemukan terjadinya kekerasan yang bukan saja berbentuk kekerasan seksual tetapi kekerasan verbal yang dialami oleh para mahasiswa di lingkungan kampus. “Dari hasil suvei ini lalu kami menerbitkan SOP yang langsung ditandatangi Pak Rektor dan SOP tersebut akan segera kami sosialisasikan kepada semua kalangan di lingkungan kampus.”
Sementara itu, Ketua LP2M, Dr. H. Ahmad Yani, M.Ag mengatakan bahwa ini adalah kegiatan Pusat Studi Gender dan Anak yang merupakan di bawah koordinasi LP2M, karena ada tiga pusat yakni pusat gender dan anak, pusat penelitian dan pusat pengabdian kepada masyarakat. Intinya, kegiatan ini agar PSGA memiliki relawan, yakni relawan yang kompeten yang nantinya dapat memberikan advokasi terhadap studi gender dan perlindungan anak. “Jadi bertujuan untuk memperkuat kompetensi relawan. Inilah tujuan workshop tersebut.“