IAIN Cirebon – Gemuruh tepuk tangan dari ratusan guru profesional menggema di ruang hotel, di Kota Cirebon. Tepuk tangan ini sebagai bentuk curahan rasa syukur dan bangga mereka yang telah dikukuhkan sebagai guru profesional oleh Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan dilangsungkan dengan penyematan sebagai tanda mereka lulus sebagai guru profesional, Senin, (16/10/2023).
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa pengukuhan ini dihadiri oleh 257 guru dan merupakan yang terbanyak dengan prosentase kelulusan tertinggi sekitar 88,50 persen selama 2 tahun terakhir.
“Alhamdulillah, pada tahun 2023 ini pengukuhan guru profesional dihadiri 257 guru dengan prosentase kelulusan tertinggi sekitar 88,50 persen,” terang Dekan FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Saifudin M.Ag.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh LPTK IAIN Syekh Nurjati Cirebon itu, kata Dekan FITK, 257 guru ini terdiri 257 Guru ini terdiri dari Mata Pelajaran PAI 119 Guru, Mata Pelajaran Fiqih 26 Guru, Mata Pelajaran Akidah Akhlak 36 Guru, Mata Pelajaran Qur’an Hadist 58 Guru, Mata Pelajaran Bahasa Arab 18 Guru.
Menurutnya, asal daerah peserta lulus tersebar di 35 Kota/Kabupaten seluruh indonesia. Di antaranya dari Bandung, Banjarnegara, Batang, Bekasi, Binjai, Bogor, Brebes, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Cilacap, Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Garut, Karawang, Tasikmalaya, Tegal, Probolinggo, Sumenep, Sidoarjo, Subang, Kendal, Kab. Sigi (Sulteng), Kabupaten Takalar Sulsel, Kab Sumba Barat NTT, dan lain-lain.
“Sedangkan untuk 6 provinsi itu, berasal dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan,” katanya.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr H Aan Jaelani, M.Ag dalam sambutannya menyatakan, bahwa pengukuhan guru profesional periode 5 tahun 2023 ini merupakan yang terbesar.
“Para guru profesional ini berasal dari 35 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Hari ini kita kukuhkan dan semoga ilmu-ilmu yang didapat bisa diaplikasikan di masyarakat untuk menyongsong masa depan generasi bangsa,” jelasnya.
Prof Aan juga menjelaskan, bahwa untuk mengingat IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Aan memulai dengan membuka kesejarahan Cirebon terkait nama Syekh Nurjati Cirebon.
Kemudian berdasarkan KMA RI Nomor 860 Tahun 2022 tentang penetapan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai Pilot Project Perguruan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Siber dan menetapkan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai PTKI berbasis Siber pertama di Indonesia.
Penetapan ini didasarkan pada keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 1175 Tahun 2021 tentang Penetapan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai Pilot Project Perguruan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Siber (Digital University.
Menurut Prof Aan, Transformasi Kelembagaan Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC) ini memiliki 3 peran utama. Pertama menyelenggarakan program pendidikan berbasis Siber, sebagai frontier advokasi gerakan OIER (Open Islamic Educational Resources) yang berarti bahwa UINSSC menjadi inisiator dalam pusat pengembangan pendidikan Islam yang ke depan akan menjadi rujukan dunia.
Terkait dengan beberapa hal yang menjadi prioritas antara lain kajian dan perkembangan Moderasi Beragama, pengembangan pembelajaran berbasis digital dan yang lainnya. Kemudian PTKI sebagai knowledge creation and transmission dalam semi-isolation space menjadi re-creation and connecting knowledge pada open space.
Kedua UINSSC Menyelenggarakan proses belajar mengajar berbasis digital multimedia university dalam mengembangkan PTKI sebagai knowledge creation and transformation, ini menandakan bahwa UINSSC ini perguruan tinggi keagamaan Islam yang memiliki peran dalam memproduksi pengetahuan dan mentransformasikannya dalam konteks pengembangan belajar mengajar berbasis digital.
Pada aspek yang kedua ini, kata Prof Aan, untuk menjadi multimedia, sehingga untuk dosen dan mahasiswanya, itu harus bisa membuat konten-konten (konten kreator).
Ketiga UINSSC Penyelenggara program pendidikan jarak jauh (PJJ) dan pendidikan berbasis teknologi atau cyber university yang networked, digital, dan virtual Efisiensi pembiayaan dan efektivitas pembelajaran yang menghasilkan output yang lebih optimal dan mampu mendorong terjadinya revolusi peran PTKI, dosen, mahasiswa, dan stakeholder PTKI. Menerapkan program pembelajaran berbasis TIK, seperti blended atau hybrid learning, e-learning, online learning, digital learning, dan virtual learning melalui Learning Management System (LMS) yang futuristik dan modern, dan menjadi frontiers of education innovation, sebagai pusat riset dan pengembangan inovasi berbagai modus pembelajaran berbasis teknologi dan diseminasi inovasi.
“Pada Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) ini, sebentar lagi kita akan ada 6 Prodi, 5 Prodi S1 dan 1 Prodi S2,” terangnya.
Sementara itu, kegiatan pengukuhan guru profesional ini dihadiri oleh Direktur Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Drs. Amrullah, M.Si, kemudian Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, para Wakil Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kepala Biro AUAK IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Direktur Pascasarjana dan 0ara Dekan di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, para Wakil Dekan FITK, Kepala Bagian TU FITK, Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi PPG, para tamu undangan, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Seksi PAI, Kapala Seksi Penmad Se-Wilayah 3 Cirebon.