
UIN Siber Cirebon (Losari Lor) – Dalam upaya mendukung pelestarian lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan pangan sejak usia dini, mahasiswa KKN Kelompok 04 Desa Losari Lor, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, resmi meluncurkan program unggulan bertajuk “Edukasi Hijau: Integrasi Pendidikan Daur Ulang dengan Ketahanan Pangan” di SDN 01 Desa Losari Lor, Dusun Kemasan.
Program edukatif yang berlangsung pada Sabtu, 26 Juli 2025, pukul 08.00 – 12.00 WIB, menyasar siswa kelas 5 dan 6 SD dengan total peserta sebanyak 77 siswa, yang dibagi menjadi beberapa kelompok kerja. Kegiatan ini mendapatkan rekomendasi langsung dari Kepala Sekolah, Bapak Munandi, karena sejalan dengan kurikulum yang telah dipelajari siswa, seperti materi tentang akar, batang, dan daun, serta keterampilan prakarya seperti ecobrick.
Botol Plastik Jadi Media Tanam: Ajarkan Kreativitas dan Kepedulian
Program “Edukasi Hijau” diawali dengan sesi pengenalan konsep daur ulang. Mahasiswa KKN menjelaskan dampak sampah plastik terhadap lingkungan dan bagaimana botol bekas dapat dimanfaatkan kembali sebagai media tanam sayuran.
Setelah pengumpulan dan persiapan botol plastik, para siswa diajarkan cara menanam tanaman kucai, dimulai dari penyiapan tanah, penanaman bibit, hingga proses dekorasi botol dengan bahan-bahan daur ulang seperti kertas warna dan cat ramah lingkungan. Siswa bekerja dalam kelompok kecil, didampingi oleh mahasiswa KKN yang berperan sebagai mentor dan fasilitator.
“Kami ingin anak-anak belajar sambil praktik langsung. Dengan sentuhan kreativitas dan kolaborasi, mereka tidak hanya menghijaukan lingkungan sekolah, tapi juga belajar tentang pangan berkelanjutan,” ungkap Muhammad Azzam Muzakki, Ketua KKN 04 Desa Losari Lor.
Lebih dari Sekadar Menanam: Edukasi Lingkungan yang Berdampak
Program ini bukan sekadar kegiatan bercocok tanam. “Edukasi Hijau” mengintegrasikan materi edukatif tentang jenis tanaman dan fungsinya, serta membentuk kebiasaan hidup bersih dan ramah lingkungan melalui aktivitas nyata. Pendekatan ini menjadikan pelajaran IPA dan prakarya yang biasanya abstrak, menjadi pengalaman yang menyenangkan dan membekas.
Kepala Sekolah Bapak Munandi menyampaikan bahwa program ini sesuai dengan potensi siswa, sekaligus sebagai lanjutan dari edukasi kebersihan dan kreativitas sebelumnya.
“Kami merekomendasikan program ‘Edukasi Hijau’ karena siswa kelas 5 dan 6 sudah punya dasar teori tentang tanaman dan pernah membuat ecobrik. Melalui program ini, mereka bisa mengembangkan keterampilan secara nyata dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dampak Jangka Panjang untuk Sekolah dan Masyarakat
Selain sebagai media pembelajaran, botol-botol tanam hasil karya siswa akan dirawat di area sekolah, dan rencananya diperluas ke halaman kelas serta dinding pagar sekolah. Kegiatan ini juga menjadi pilot project untuk inisiatif penghijauan dan ketahanan pangan berbasis sekolah di Desa Losari Lor.
“Kegiatan ini kami dorong karena di desa kami edukasi lingkungan dan penghijauan masih kurang. Harapannya, ini bisa jadi contoh untuk sekolah lain di sekitar,” kata Sutrisno, Kepala Desa Losari Lor.
Kolaborasi, Inovasi, dan Kesadaran Hijau
Program ini merupakan bagian dari misi KKN 04 untuk menggali masalah nyata di desa dan menyusun solusi yang aplikatif dan berdampak jangka panjang. Koordinator desa, Sulthan Hasanudin, menyampaikan bahwa pihaknya bersama tim akan terus memantau keberlanjutan program ini dan mendorong inisiatif serupa di lembaga pendidikan lainnya.
Selain manfaat ekologis, kegiatan ini juga mendorong kerja sama, tanggung jawab, dan rasa memiliki antar siswa terhadap lingkungan sekolah.