
UIN Siber Cirebon (Sitiwinangun) – Inovasi ekonomi kreatif dan pariwisata menjadi fokus utama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 150 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Melalui seminar dan diskusi publik bertajuk “Dari Gerabah Hingga Google: Transformasi Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Berbasis Something to Do Lewat Pendampingan dan Teknologi”, mereka mengajak masyarakat Desa Sitiwinangun, Kecamatan Jamblang, untuk mengoptimalkan potensi lokal melalui teknologi dan kolaborasi.
Acara ini digelar pada Minggu (3/8) pukul 15.30–17.20 WIB di Pendopo Pancaniti Kebagusan, Desa Sitiwinangun, dihadiri oleh warga, pengrajin gerabah, pelaku UMKM, perangkat desa, serta perwakilan BUMDes. Kegiatan ini menjadi wadah untuk membahas tantangan dan peluang pengembangan desa wisata berbasis aktivitas (something to do), yang memungkinkan wisatawan tidak hanya melihat produk, tetapi juga terlibat langsung dalam proses pembuatan gerabah bersama pengrajin lokal.
Transformasi dari Desa Wisata ke Desa Interaktif
Diskusi yang berlangsung interaktif ini membahas beragam aspek strategis, mulai dari penguatan promosi digital melalui Google Maps dan media sosial, optimalisasi peran BUMDes sebagai mitra penggerak usaha, hingga peluang ekspor produk gerabah. Pemateri menekankan bahwa pembangunan desa berbasis pariwisata bukan hanya soal modal finansial, tetapi juga tentang kemauan untuk belajar dan bekerja sama.
“Membangun desa bukan tentang siapa yang paling bisa, tetapi siapa yang mau berjalan bersama untuk potensi yang lebih besar. Uang bukan satu-satunya modal, yang terpenting adalah kemauan untuk belajar dan membangun bersama,” tegas Sarif Gunawan, SP., M.Ds, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN 150.
Tim KKN 150 juga menyiapkan materi promosi digital dan desain flyer untuk mendukung pengrajin dalam menyambut tamu wisatawan. Hal ini diharapkan mampu memperluas jangkauan pemasaran dan menciptakan branding Desa Sitiwinangun sebagai ikon wisata edukasi gerabah.
Peran BUMDes dan Konsistensi Produk untuk Pasar Global
Selain strategi pemasaran, diskusi juga menyoroti pentingnya menjaga kualitas dan konsistensi produk agar mampu bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
“Peran BUMDes sangat strategis sebagai mitra penggerak usaha desa. Kesetaraan layanan dalam paket wisata dan strategi promosi yang tepat dapat membuka peluang yang lebih luas bagi para pengrajin. Untuk menjangkau pasar ekspor, kualitas dan konsistensi produk harus menjadi prioritas utama,” tambah Sarif Gunawan.
Langkah ini sejalan dengan konsep ekonomi kreatif berkelanjutan yang tidak hanya mengandalkan daya tarik produk, tetapi juga membangun pengalaman wisata interaktif bagi pengunjung.
Sinergi untuk Desa Mandiri dan Berdaya Saing Global
Melalui seminar ini, tercapai sejumlah kesepakatan bersama, termasuk rencana penguatan peran BUMDes, peningkatan literasi digital masyarakat, serta kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan desa wisata yang inklusif dan berdaya saing.
Dengan mengusung semangat “Dari Gerabah Hingga Google”, mahasiswa KKN 150 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon berharap Desa Sitiwinangun dapat menjadi contoh transformasi desa yang mampu menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern.