Mahasiswa PPL KPI UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Turut Sukseskan Tradisi Panjang Jimat di Keraton Kesepuhan

UIN Siber Cirebon – Ribuan pasang mata menyaksikan sakralnya prosesi Panjang Jimat di Keraton Kesepuhan Cirebon, salah satu tradisi agung yang menjadi puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kota Wali. Namun tahun ini, ada pemandangan yang berbeda—deretan mahasiswa dengan rompi praktik lapangan tampak aktif terlibat di berbagai lini pelaksanaan acara. Mereka adalah para mahasiswa Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. (05/09).

Kehadiran mahasiswa KPI, Nur Muhamad Riandi, Widi Ardiansyah, Farel Revi Devan, Ananda Rifan, Adinda Salwa, Ahmad Lutfhi dan Putri Raudhatus S, ini bukan sekadar menyaksikan tradisi, tetapi juga ikut serta dalam membantu dokumentasi, publikasi media, hingga manajemen teknis selama rangkaian Panjang Jimat berlangsung. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata keterlibatan akademisi muda dalam pelestarian budaya Islam Nusantara.

“Ini bukan hanya soal praktik lapangan, tapi juga bagian dari misi dakwah kultural. Mahasiswa kami belajar langsung dari sumber budaya, sekaligus berkontribusi nyata dalam pelestarian tradisi lokal,” ujar H. Saeful Badar, MA, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Tradisi Panjang Jimat sendiri merupakan warisan spiritual yang telah berlangsung sejak abad ke-15, diwariskan oleh Sunan Gunung Jati sebagai sarana dakwah Islam yang dikemas dalam bentuk budaya lokal. Hingga kini, prosesi ini tetap lestari dan menjadi ikon budaya Cirebon.

Prosesi dimulai dengan pembacaan shalawat dan doa bersama, lalu dilanjutkan dengan arak-arakan pusaka keraton yang dijaga dengan khidmat. Mahasiswa KPI turut mendokumentasikan setiap tahapan, merekam momen-momen bersejarah tersebut untuk kepentingan edukasi dan publikasi digital.

Puncak acara ditandai dengan penyajian nasi jimat, yakni aneka makanan khas yang disusun memanjang di atas meja khusus, kemudian dibagikan kepada masyarakat. Nasi jimat melambangkan rasa syukur, kebersamaan, dan keberkahan.

Salah satu mahasiswa peserta PPL, Adinda Salwa Aprinanda Hatala, mengungkapkan rasa takjub dan bangganya bisa terlibat langsung dalam acara sebesar ini.

“Kami tidak hanya belajar teori dakwah dan komunikasi, tapi juga mempraktikkannya dalam konteks budaya. Ini pengalaman yang sangat berharga dan membuka wawasan kami tentang pentingnya menjaga nilai-nilai tradisi,” ujarnya.

Antusiasme masyarakat pun luar biasa. Tak hanya warga lokal, prosesi Panjang Jimat juga menyedot perhatian wisatawan domestik hingga mancanegara. Pemerintah Kota Cirebon dan Keraton Kesepuhan pun menyambut baik sinergi generasi muda dengan lembaga budaya.

Panjang Jimat bukan hanya ritual tahunan, melainkan juga simbol kuatnya perpaduan antara nilai keagamaan dan budaya lokal. Dengan keterlibatan mahasiswa, khususnya dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, tradisi ini diharapkan tidak hanya lestari, tetapi juga semakin dikenal oleh generasi digital.