
UIN Siber Cirebon (Cibogo) – Di tengah derasnya arus digital dan tantangan moral generasi muda, Kelompok KKN 124 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menghadirkan program unik bertajuk “Masjid Bergema, Sawah Bertilawah” sebagai bentuk pengabdian masyarakat di Desa Cibogo, Kabupaten Cirebon.
Program ini digelar selama dua hari, yakni Sabtu, 9 Agustus 2025 di Masjid Riyadlus Shalihin untuk kegiatan Masjid Bergema, dan Minggu pagi, 10 Agustus 2025 di area persawahan desa untuk Sawah Bertilawah. Keduanya menyasar anak-anak binaan program mengaji KKN 124, dengan tujuan membangun semangat Qur’ani yang membumi dan menyenangkan.
Masjid Bergema: Masjid Jadi Pusat Aktivitas Keilmuan dan Spiritualitas
Acara dimulai Sabtu sore, pukul 17.00 hingga malam hari. Anak-anak desa mengikuti shalat berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan halaqah mengaji yang dibimbing langsung oleh mahasiswa. Sebagai penutup, ditayangkan film edukatif Islami untuk memperluas wawasan dan memperkuat nilai moral peserta.
Menurut Hassan Baehaqi, Ketua KKN 124, kegiatan ini dirancang agar anak-anak merasa dekat dan nyaman berada di masjid.
“Kami berusaha menghadirkan kegiatan yang bermanfaat, dekat dengan keseharian warga, dan dapat meninggalkan kesan positif bagi anak-anak. Semoga ini menjadi kenangan indah sekaligus motivasi untuk terus mengaji,” ujarnya.
Sawah Bertilawah: Tilawah Al-Qur’an di Alam, Harmoni Spiritualitas dan Kebugaran
Pagi harinya, suasana sawah di Desa Cibogo berubah menjadi ruang tilawah terbuka. Tepat pukul 04.00 pagi, anak-anak bersama mahasiswa memulai tilawah berjamaah di tengah hamparan sawah, meresapi ayat-ayat suci Al-Qur’an dalam suasana hening dan segar. Acara dilanjutkan dengan senam pagi bersama, dan diakhiri dengan pembagian sertifikat apresiasi kepada peserta.
Kegiatan ini menjadi inovasi yang menarik, karena menghadirkan pendekatan kreatif dan menyenangkan dalam membina kecintaan terhadap Al-Qur’an.
Menanam Nilai Islam Sejak Dini, Membangun Karakter di Era Modern
Dosen Pembimbing Lapangan, Ismail Ridlwan, M.S.I, menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk nyata integrasi antara nilai akademik dan sosial mahasiswa.
“Kegiatan seperti ini adalah jembatan antara ilmu dan aksi nyata. Mahasiswa turun langsung membina generasi muda dengan pendekatan yang menyentuh hati,” jelasnya.
Dukungan Masyarakat dan Tokoh Desa
Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat dan tokoh desa. Kuwu Ahmad Hudori mengapresiasi kreativitas mahasiswa KKN yang tidak hanya hadir, tapi juga memberi kontribusi moral dan spiritual.
Kyai Bagus Ali, selaku pembina kegiatan mengaji, juga menilai kegiatan ini sebagai langkah konkret pembinaan akhlak dan keagamaan.
“Di tengah zaman yang penuh godaan, pendekatan semacam ini sangat diperlukan. Anak-anak butuh contoh, butuh suasana yang membuat mereka jatuh cinta pada Al-Qur’an,” ujarnya.
KKN Sebagai Agen Pembentuk Generasi Berakhlak
Melalui “Masjid Bergema” dan “Sawah Bertilawah”, mahasiswa KKN 124 membuktikan bahwa pengabdian tidak harus besar dan mewah, tapi harus bermakna. Program ini menggabungkan ibadah, edukasi, kebugaran, dan kebersamaan dalam satu kesatuan yang utuh.
Dwi Azizatun Rofi’ah, penanggung jawab kegiatan, berharap kegiatan ini tidak berhenti saat KKN usai, tetapi bisa menginspirasi kegiatan serupa di desa lain.