Mengungkap Warisan Peradaban Islam di Cirebon: FGD Kolaborasi Dosen dan Alumni  SPI FUA Bersama Maman Imanulhaq

UIN Siber Cirebon – Dalam Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Sejarah Peradaban Islam di Cirebon” yang digelar di Auditorium Rektorat lantai 3 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, para pakar dari berbagai latar belakang membahas secara mendalam pengaruh Islam terhadap struktur sosial, politik pemerintahan, dan budaya masyarakat Cirebon pada abad ke-15 hingga ke-17.

Selain menghadirkan Maman Imanulhaq, M.M., Anggota Komisi VIII DPR RI, yang menjadi narasumber utama, diskusi ini juga diperkuat oleh paparan Aah Syafa’ah, M.Ag., Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, serta Farihin, S.Hum., peneliti sejarah Islam.

Aah Syafa’ah, M.Ag., menjelaskan bahwa Islam memainkan peran penting dalam membentuk struktur sosial masyarakat Cirebon. Ia menyoroti bagaimana ajaran Islam yang dibawa oleh para wali, khususnya Sunan Gunung Jati, berhasil menyatukan berbagai kelompok sosial dan etnis yang ada di Cirebon pada masa itu.

“Islam menjadi medium penyatuan yang efektif dalam membangun harmoni sosial. Ajaran toleransi dan nilai-nilai universal Islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan masyarakat yang inklusif dan berdaya,” jelas Aah.

Ia juga menekankan bahwa struktur politik pemerintahan di Cirebon pada abad ke-15 hingga ke-17 terpengaruh kuat oleh prinsip-prinsip Islam, terutama dalam hal keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Sementara itu, Farihin, S.Hum., yang merupakan alumni jurusan SPI, memaparkan bagaimana nilai-nilai Islam menyatu dalam budaya masyarakat Cirebon. Tradisi seni, sastra, dan arsitektur di Cirebon pada periode tersebut mencerminkan semangat keislaman yang harmonis dengan kearifan lokal.

“Masjid-masjid kuno di Cirebon seperti Masjid Agung Sang Cipta Rasa menjadi bukti nyata perpaduan antara seni Islam dan tradisi lokal. Begitu juga dengan tradisi seperti Pesta Rajaban dan Panji Cirebon yang sarat dengan nilai spiritual dan sosial,” ungkap Farihin.

Diskusi ini tidak hanya memberikan wawasan sejarah, tetapi juga menjadi upaya untuk memperkuat pemahaman tentang pentingnya sejarah Islam di Cirebon sebagai landasan pembangunan identitas dan kebijakan di masa depan.

Ketua pelaksana, Vicky Anggriawan, berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk riset lebih lanjut yang melibatkan akademisi, tokoh masyarakat, dan pakar sejarah. “Kami ingin hasil diskusi ini menjadi referensi penting dalam kajian sejarah Islam dan kontribusinya terhadap masyarakat Cirebon,” ujarnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Dr. H, Anwar Sanusi, M.Ag., “Kami sangat mengapresiasi peran aktif Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam beserta para alumninya yang telah memberikan kontribusi nyata dalam diskusi ilmiah ini. Kehadiran  Maman Imanulhaq, anggota DPR RI dari Komisi VIII, juga menambah bobot akademis dan praktis dalam pembahasan sejarah peradaban Islam di Cirebon. Kolaborasi antara Pondok Pesantren Al Mizan dan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon ini menjadi bukti nyata bagaimana sinergi antara institusi akademik dan para pemangku kebijakan dapat memperkaya kajian ilmiah serta menjaga nilai-nilai sejarah untuk membangun masa depan yang lebih baik,” ujar Dr. Anwar Sanusi.

Dengan narasi mendalam dan kolaborasi yang solid, FGD ini menjadi bukti nyata dedikasi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dalam menggali dan melestarikan warisan intelektual Islam di Nusantara.