
UIN Siber Cirebon (Dawuan) — Suasana syukur dan kegembiraan menyelimuti Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, saat ratusan petani, aparat desa, dan mahasiswa KKN kelompok 106 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon berkumpul di hamparan sawah untuk merayakan Pembukaan Panen Raya 2025. Momen ini menjadi tonggak penting bagi pertanian desa setempat, setelah penggunaan pupuk hayati cair Nusa Agro dari PT. Alamo Greenlife International membuahkan hasil panen yang menggembirakan dan lebih melimpah dari tahun-tahun sebelumnya.(02/08).
Acara dibuka dengan sambutan penuh apresiasi dari Kuwu Desa Dawuan, H. Amiruddin, S.Pd., yang menyoroti keberhasilan penggunaan pupuk hayati sebagai inovasi pertanian berkelanjutan.
“Panen ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi pertanian berbasis hayati dapat diandalkan. Ini adalah langkah penting untuk mewujudkan pertanian yang sehat, produktif, dan ramah lingkungan,” ungkap H. Amiruddin.
Mahasiswa KKN 106 Berperan Aktif di Tengah Sawah
Meski peran mereka bersifat sukarela dan terbatas, mahasiswa KKN kelompok 106 turut ambil bagian dalam kegiatan panen, mulai dari membantu proses pemotongan, pengangkutan, hingga perontokan padi. Keikutsertaan mereka bukan hanya menambah tenaga kerja di lapangan, tetapi juga menunjukkan solidaritas dan empati terhadap keseharian para petani.
“Kami merasa bangga bisa terlibat langsung. Ini bukan sekadar belajar dari buku, tapi praktik nyata bagaimana mendampingi masyarakat dan memahami persoalan pangan dari akar rumput,” ujar salah satu mahasiswa peserta KKN.
Kolaborasi Multi-Pihak: Kunci Sukses Panen
Panen raya ini turut dihadiri Camat Kecamatan Tengah Tani, penyuluh pertanian, dan perwakilan PT. Alamo Greenlife International. Dalam sambutannya, camat menyampaikan bahwa kolaborasi antara petani, pemerintah desa, perusahaan, dan mahasiswa menjadi contoh ideal dari pembangunan berbasis gotong royong.
“Kami sangat mengapresiasi sinergi ini. Mahasiswa bukan hanya hadir untuk belajar, tetapi juga berkontribusi dalam mendampingi masyarakat menuju pertanian yang lebih baik,” tuturnya.
Petani Rasakan Dampak Langsung
Bagi para petani, keberhasilan ini lebih dari sekadar panen—ini adalah harapan baru. Pak Bendi, salah satu petani yang menjadi pelopor penggunaan pupuk hayati, menyatakan peningkatan signifikan dari segi kualitas dan kuantitas hasil taninya.
“Padi kami tumbuh lebih sehat, batangnya kokoh, dan hasilnya lebih banyak. Kami berharap pupuk hayati seperti ini bisa digunakan secara berkelanjutan,” kata Pak Bendi.
Langkah Menuju Pertanian Ramah Lingkungan
Panen raya ini menegaskan bahwa pertanian ramah lingkungan berbasis teknologi hayati bukan hanya wacana, tetapi bisa diwujudkan melalui edukasi dan kolaborasi. Keberhasilan ini juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa KKN yang merasakan langsung bagaimana inovasi kecil dapat membawa dampak besar bagi masyarakat.
Kegiatan ini menjadi model inspiratif bagaimana pendekatan ilmiah, semangat gotong royong, dan keterlibatan generasi muda mampu membentuk masa depan pertanian Indonesia yang mandiri, berkelanjutan, dan inklusif.