UIN Siber Cirebon – Fakultas Syariah UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon melalui Laboratorium Ilmu Falak sukses menyelenggarakan Pelatihan Praktikum Kalibrasi Arah Kiblat. Kegiatan yang berlangsung di kampus sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WIB ini dihadiri jajaran pimpinan dan mitra strategis, seperti Dekan Fakultas Syariah Dr. H. Edy Setyawan, Lc., M.A., Kepala Prodi Ilmu Falak Dr. Leliya, serta Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Cirebon, K.H. Muhammad Bin Ja’far, Lc.(16/09).
Dalam sambutannya, Dr. Leliya menekankan bahwa pelatihan ini merupakan wujud nyata implementasi keilmuan sekaligus memperkenalkan eksistensi Program Studi Ilmu Falak di Fakultas Syariah. “Ilmu Falak hadir untuk memberikan solusi praktis terkait arah kiblat yang akurat bagi masyarakat, khususnya pengurus masjid,” ujarnya.
Dekan Fakultas Syariah, Dr. H. Edy Setyawan, Lc., M.A., menyebut pelatihan ini penting karena tidak hanya memperkuat aspek akademik, tetapi juga mendekatkan ilmu dengan kebutuhan umat.
“Kalibrasi arah kiblat adalah contoh konkret bagaimana teori yang dipelajari di kelas dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat. Ini juga implementasi kerja sama yang telah kita jalin bersama DMI Cirebon,” jelasnya. Ia menambahkan, keberadaan Prodi Ilmu Falak di Cirebon menjadi kebanggaan, mengingat hanya sedikit perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi serupa.
Ketua DMI Kabupaten Cirebon, K.H. Muhammad Bin Ja’far, memberikan apresiasi atas sinergi antara dunia akademik dan organisasi kemasyarakatan ini. Ia menegaskan bahwa arah kiblat merupakan syarat sah shalat yang tidak boleh diabaikan.
“Pelatihan kalibrasi arah kiblat sangat penting, terutama bagi para pengurus masjid yang bertanggung jawab memastikan jamaah melaksanakan ibadah dengan arah yang tepat,” katanya. Ia juga mengingatkan sejarah penentuan arah kiblat dari masa Rasulullah SAW hingga penggunaan instrumen modern saat ini. “Kerja sama seperti ini harus terus berlanjut demi kemaslahatan umat,” tambahnya.
Pada sesi materi, dosen Ilmu Falak, M. Syaoqi Nahwandi, M.H.I., memaparkan teori penentuan arah kiblat dan mengenalkan instrumen yang digunakan, seperti theodolite dan mizwalah.
“Theodolite memiliki akurasi tinggi, sedangkan mizwalah berbasis bayangan matahari tetap efektif digunakan di lapangan,” jelasnya. Ia menekankan pentingnya memahami teori sebelum praktik agar peserta mampu menilai akurasi setiap metode.
Pelatihan berlanjut dengan praktikum lapangan. Para peserta tampak antusias saat mempraktikkan penggunaan theodolite dan mizwalah, mengukur serta menentukan arah kiblat secara presisi. Kegiatan ini menjadi pengalaman berharga sekaligus memperkuat kesadaran akan pentingnya ketepatan arah kiblat dalam ibadah.
Melalui pelatihan ini, Fakultas Syariah UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan DMI Kabupaten Cirebon menunjukkan komitmen untuk menguatkan literasi falak sekaligus mendukung kebutuhan umat dalam beribadah. Sinergi antara akademisi dan praktisi ini diharapkan terus berlanjut demi kelestarian ilmu falak dan ketepatan pelaksanaan ibadah di masyarakat.





